"Saat ini Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara pengirim pasukan pemelihara perdamaian PBB, baik militer maupun polisi. Unggulan diplomasi Indonesia dalam menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas. Rekam jejak peacekeeping juga telah menghantarkan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020," kata JK.
Hal tersebut JK sampaikan pada sambutannya dalam acara 'Mempersiapkan Angkatan Bersenjata Modern untuk Misi Pemeliharaan Perdamaian di Abad ke-21' di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini lebih dari 2.800 personel militer dan polisi Indonesia, termasuk 100 perempuan, tengah bertugas di misi-misi penjaga perdamaian PBB," ucap JK.
JK mengatakan pasukan perdamaian tidak hanya harus memperbaiki teknologi senjata tapi juga doktrin. Menurutnya, kemampuan berinteraksi dengan masyarakat juga diperlukan dalam menjaga perdamaian.
"Modernisasi tersebut tidak hanya terbatas pada teknologi serta doktrin modern, namun juga berbagai kapabilitas dan soft skills yang dibutuhkan peacekeeper dalam memahami mandat dan lingkungan kerjanya," jelasnya.
JK berharap konferensi tersebut dapat menghasilkan ide-ide yang berguna dalam menjaga perdamaian dunia. "Harapan saya adalah konferensi ini akan memberikan kesempatan bagi negara-negara yang hadir untuk saling bertukar pikiran. Tentang bagaimana angkatan bersenjata dapat mempersiapkan diri agar tepat guna di Abad ke-21," tutur JK. (fdu/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini