China Selamatkan 1.100 Wanita Asia Tenggara yang 'Dijual' Jadi Istri

China Selamatkan 1.100 Wanita Asia Tenggara yang 'Dijual' Jadi Istri

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 22 Jun 2019 16:00 WIB
Ilustrasi (detikcom/Edi Wahyono)
Beijing - Kepolisian China mengungkapkan telah menyelamatkan 1.100 wanita yang 'dijual' di negara itu sebagai istri. Wanita-wanita itu disebut berasal dari negara-negara Asia Tenggara.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/6/2019), Kementerian Keamanan Publik China dalam pernyataannya menyebut lebih dari 1.000 wanita Asia Tenggara itu 'dijual' ke China sejak tahun lalu. Mereka diselamatkan dalam operasi gabungan antara Kepolisian China dengan kepolisian dari Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam dan Thailand.

Operasi gabungan itu digelar antara bulan Juli hingga Desember 2018. Sedikitnya 17 anak-anak diselamatkan dalam operasi yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lebih dari 1.300 tersangka, termasuk 260 warga negara asing, ditahan dalam penggerebekan tersebut. "Mereka menculik dan menjual orang-orang dan penipuan pernikahan," sebut pernyataan Kementerian Keamanan Publik China.

"Beberapa tahun terakhir, sejumlah pelaku kriminal baik domestik maupun asing bersekongkol untuk membujuk wanita-wanita dari negara-negara tetangga ke China dengan menjanjikan pekerjaan atau pernikahan, dan bahkan menculik beberapa wanita dan menjual mereka sebagai istri," tutur juru bicara kementerian, Guo Lin.

Kebijakan satu anak yang berlaku di China selama bertahun-tahun dan kebanyakan warga China yang lebih memilih laki-laki, telah membuat populasi wanita lebih dicari. Sementara wanita yang tinggal di sepanjang Sungai Mekong yang membentang di enam negara, memilih mempertaruhkan hidup mereka dengan menikahi pria China, sebagian besar karena kemiskinan di negara asal mereka.

Tapi sayangnya, beberapa wanita jatuh ke dalam 'skema penipuan pernikahan' yang membuat mereka menjadi korban penganiayaan, ditahan di bawah undang-undang imigrasi China atau dipaksa terjun ke prostitusi.


Dalam satu kasus di Provinsi Anhui, polisi mendapati 11 wanita asal Vietnam dengan visa turis yang sudah habis masa berlakunya, tinggal bersama di dalam sebuah rumah milik sindikat penipu pernikahan.

Sindikat yang menyebut diri sebagai 'agensi pernikahan' itu mematok bayaran 3 ribu Yuan (Rp 6,1 juta) hingga 10 ribu Yuan (Rp 20,6 juta) untuk memperkenalkan seorang pria China kepada wanita Vietnam.

Disebutkan Kepolisian China bahwa beberapa kasus melibatkan 'agensi tenaga kerja palsu' untuk membujuk para wanita untuk bekerja di China dengan iming-iming pekerjaan, namun pada praktiknya mereka dijual untuk 'kawin paksa'. Kasus-kasus lainnya melibatkan tindak penculikan dan perdagangan manusia lintas perbatasan.

(nvc/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads