Dilansir Anadolu Agency, Sabtu (22/6/2019), orang-orang yang hilang di antaranya menderita masalah sosial-ekonomi dan penyakit. Mengutip harian Japan Times, penyakit yang dialami yakni demensia atau menurunnya kemampuan otak untuk berpikir.
Data polisi menunjukkan bahwa penyakit tercatat ada sebanyak 23.347 (26,5%). Untuk orang hilang yang menderita demensia sendiri ada 16.927 orang. Jumlah ini merupakan rekor, meningkat hampir dua kali lipat sejak polisi mulai mengumpulkan data pada 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selasa lalu, pemerintah Jepang menyetujui program baru yang bertujuan untuk membantu pasien demensia hidup lebih nyaman karena negara sakura ini memperkirakan ada sekitar 7 juta orang lanjut usia yang menderita demensia pada tahun 2025.
Faktor lainnya yaitu masalah keluarga sebesar 14.866 (16,9%) dan masalah bisnis sebesar 10.980 (12,5%).
"Mereka yang berusia 20-an adalah kelompok usia terbanyak dengan jumlah 18.518. Dari total, 64,1 persen adalah laki-laki dan 35,9 persen perempuan," kata harian itu. (jbr/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini