Anas menjadi salah satu saksi yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Sandi dalam persidangan MK. Caleg PBB itu dihadirkan untuk memberi kesaksian soal materi 'kecurangan bagian dari demokrasi'.
Selain menjadi caleg PBB, Anas mengaku diangkat sebagai relawan tim IT BPN pascapemilu berlangsung. Saat pemaparan, dia menjelaskan pengalamannya saat mengikuti pelatihan saksi sebagai tim koalisi pasangan Jokowi-Ma'ruf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya adalah caleg dari Partai Bulan Bintang yang merupakan pendukung paslon 01, kemudian saya ditugaskan hadir training saksi pada 20 dan 21 Januari di Kelapa Gading, di salah satu hotel, dan saya hadir diutus wakil PBB," papar Anas.
Kesaksian ini sangat disesalkan PBB. PBB menyebut kesaksian Anas yang awalnya pro-01 patut diragukan. PBB memandang tindakan Anas menceritakan materi pelatihan saksi oleh TKN sangat tidak beretika.
"Saksi diragukan kejujurannya karena tidak taat asas menyimpan amanah sebagai saksi sehingga apa yang disampaikan saya sinyalir telah melalui proses briefing dan pengkondisian untuk memberi keterangan yang tidak sesuai prinsip seorang saksi, mengingat dia lakukan setelah pencoblosan," kata Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB Sukmo Harsono kepada wartawan, Kamis (20/6/2019).
Nama Hairul Anas Suaidi pertama kali mencuat setelah tampil di depan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno serta presentasi soal 'robot' pemantau Situng KPU. Presentasi Hairul Anas Suaidi itu disampaikan saat simposium 'Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5). Simposium yang diadakan BPN Prabowo-Sandi itu juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti Amien Rais dan Rizal Ramli.
Di acara simposium itu, Anas menyampaikan presentasi bertajuk 'Menyoal Integrasi Data Situng Pemilu 2019'. Saat dia melakukan presentasi, Prabowo dan Sandiaga serta hadirin lain menyimak dengan saksama.
"Mungkin banyak yang belum kenal saya, lebih banyak yang kenal robot yang saya bikin. Saya pencipta robot, kata orang. Saya dari Sahabat PADI ITB," kata Anas memulai presentasinya.
Anas juga sempat menjadi saksi ahli BPN Prabowo-Sandi di sidang Bawaslu terkait Situng KPU. Saat itu, dia mengaku ada sejumlah keganjilan pada Situng KPU, yaitu publikasi situng tidak real-time dengan database, tidak ada validasi terhadap kesalahan entri, publikasi situng tidak berdasarkan data terverifikasi, hingga master data tidak konsisten dan terintegrasi.
Anas menjelaskan soal screen monitoring yang dia sebut sebagai 'robot'. Software robot buatannya itu memotret laman Situng KPU per menit, dari data nasional hingga data per TPS. Fungsi 'memotret' laman KPU setiap menitnya itu hanyalah salah satu fitur dari software yang diciptakan Hairul Anas.
"Minta menit ke berapa pun bisa kami kasih gambarnya. Jangan khawatir kalau Bapak-Ibu menemukan kecurangan, di situng maupun kenyataan," ujar Anas disambut tepuk tangan hadirin.
"Inilah yang disebut 'robot tidak ikhlas'. Saya tidak ikhlas Pak Prabowo-Sandi dicuri suaranya, saya tidak ikhlas," sambung Anas, yang pernah disebut BPN HP-nya pernah di-hack.
Saat dicek di laman LinkedIn-nya, Anas menulis dirinya adalah Chairman dan CEO Edumatic International (Gemadata Groups). Dia adalah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1996. Di situs KPU, nama Hairul Anas Suaidi juga tercatat sebagai caleg DPR dari PBB di Dapil Jatim XI.
Hairul Anas: Materi Moeldoko Sebut Kecurangan Bagian dari Demokrasi:
(van/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini