Sejumlah Kritik Ketua Pansel Terhadap KPK

Blak-blakan Yenti Garnasih

Sejumlah Kritik Ketua Pansel Terhadap KPK

Sudrajat - detikNews
Rabu, 19 Jun 2019 15:07 WIB
Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil menyebut Yenti Garnasih tak punya kredibilitas untuk terlibat dalam Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) KPK. Sebab pakar hukum pidana pencucian uang itu dinilai punya kedekatan khusus dengan polisi dan kurang berpihak kepada KPK.

Yenti menepis penilaian tersebut. Dia menyatakan komitmennya dalam pemberantasan korupsi tak sepatunya dipertanyakan. Sejak bertahun-tahun dia memperjuangkan agar pasal pencucian uang dan pembuktian terbalik digunakan dalam menjerat para koruptor.

"Tapi malah KPK yang sejak awal tak pernah mau menggunakan TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang) sehingga menguntungkan koruptor dan merugikan KPK dan masyarakat, seperti dalam kasus Setya Novanto," kata Yenti.

Kelemahan lain yang muncul di KPK dalam kepemimpinan sekarang ini adalah kurangnya wibawa dan kharisma. Sehingga muncul berbagai gejolak internal yang tak segera diselesaikan sehingga mencuat ke publik.

Gejolak dimaksud adalah seperti yang pernah muncul dalam pemberitaan media massa pada April lalu. Waktu itu sekitar 42 penyidik KPK dari Polrimemprotes kebijakan pimpinan KPK dalam mengangkat penyelidik menjadi penyidik di menyebmbaga anti-rasuah itu. Sebelumnya, beberapa pegawai KPK mengirimkan petisi kepada pimpinan. Mereka mengeluhkan masalah kerap terjadinya kebocoran informasi saat penyelidikan oleh bidang penindakan.

Yenti juga merujuk keterangan Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane dalam sebuah diskusi awal Mei lalu bahwa di internal KPK terjadi kubu-kubuan. Secara terbuka Neta menyebut di KPK ada kubu Taliban yang diwakili penyidik senior Novel Baswedan, dan kubu di luar itu disebutnya sebagai Polisi India.

"Karena itu ke depan, kita perlu mencari figur pimpinan yang mampu mengembalikan wibawa KPK sebagai lembaga formal negara," kata Yenti.

Saat ditanya bahwa dia sebagai anggota Pansel pada 2015 punya tanggung jawab moral atas terpilihnya para pemimpin KPK seperti itu, Yenti berkilah bahwa waktu itu kondisi para pendaftar calon pimpinan kualitasnya memang demikian. "Selain itu, ada kecenderungan orang berubah begitu telah menduduki jabatannya," ujar Yenti.

(jat/jat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads