"Aksi mencurigakan terhadap tanker-tanker... tampaknya melengkapi sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran mengingat bahwa (AS) belum mencapai hasil apapun dari sanksi-sanksi itu," cetus Larijani di depan para anggota parlemen Iran seperti dilansir dari kantor berita AFP, Senin (17/6/2019).
Untuk menguatkan klaimnya itu, Larijani menambahkan bahwa selama ini ada preseden "saat Perang Dunia II, ketika Amerika menargetkan kapal-kapal mereka sendiri di dekat Jepang untuk menciptakan alasan untuk permusuhan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada Kamis (13/6) waktu setempat, kapal tanker minyak milik Jepang, Kokuka Courageous, dan kapal tanker Norwegia, Front Altair diserang hingga terbakar saat melintasi Teluk Oman. Pemerintah Amerika Serikat menuding Iran mendalangi serangan tersebut, yang terjadi bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Teheran untuk melakukan pembicaraan guna meredakan ketegangan antara Iran dan AS.
Presiden AS Donald Trump menyebut nama Iran 'secara jelas tertulis' dalam insiden itu.
"Iran melakukannya," tuding Trump dalam wawancara dengan acara 'Fox and Friends' beberapa hari lalu. Tuduhan ini dilontarkan Trump setelah militer AS merilis rekaman video yang disebut menunjukkan kapal patroli Iran memindahkan sebuah ranjau laut yang tak meledak dari sisi kapal tanker yang rusak dalam serangan di Teluk Oman pada Kamis (13/6) lalu.
Sedangkan dalam pernyataan terpisah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga menuduh Iran melakukan 'serangan-serangan tanpa diprovokasi' terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman. Pemerintah Iran telah membantah keras tuduhan tersebut.
Insiden diserangnya dua kapal tanker ini memicu kekhawatiran terjadinya konfrontasi di rute pelayaran minyak yang vital di Selat Hormuz, terutama di tengah ketegangan yang kian memuncak antara Iran dan AS.
Tonton video AS-Iran Memanas, Trump Kirim 1.500 Tentara ke Timur Tengah:
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini