"Sekjen dan jajaran kesekjenan melaksanakan tugas yang menjadi tupoksi (tugas pokok dan fungsi) untuk menjalankan roda organisasi sehari-hari saat ketum sedang merawat almarhumah Ibu Ani Yudhoyono di Singapura selama 4 bulan atas arahan ketum," kata Imelda kepada wartawan, Minggu (16/6/2019).
Subur mengkritik SBY karena menilai penunjukan Hinca untuk melaksanakan tugas harian DPP PD menyalahi AD/ART partai. Imelda menegaskan tidak ada pelanggaran aturan yang dilakukan para pimpinan PD. Ia pun menuturkan pimpinan PD beberapa kali menggelar rapat di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk soal sengketa pileg sampai ke Mahkamah Konstitusi. Komandan Kogasma (Agus Harimurti Yudhoyono) memimpin kampanye untuk pemenangan pileg dan pilpres juga sudah dilakukan. Tugas ini hingga selesai keputusan terkait pemilu final," sambung Imelda.
Imelda juga menjawab desakan Subur agar PD segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Ia kembali mengingatkan pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin agar semua pihak menahan diri. Imelda mengatakan keputusan menggelar KLB akan ditentukan Dewan Kehormatan DPP PD.
"Saya selaku Kadiv Komunikasi Publik minta para senior dan kader saat ini menahan diri untuk bicara urusan organisasi untuk menghormati Ketum Pak SBY dan keluarga yang masih dalam keadaan berkabung atas kehilangan Ibu Ani Yudhoyono yang kami cintai," tutur Imelda.
"Saya mohon gunakan 'roso'. Terkait usulan KLB tunggu saja dari Dewan Kehormatan Partai yang akan memutuskan," tegas dia.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Subur Sembiring 'menyerang' Sekjen PD Hinca Pandjaitan, yang saat ini diamanatkan melaksanakan tugas harian DPP PD. Menurut Subur, amanat yang diberikan Ketua Umum PD SBY itu menyalahi AD/ART partai.
"Yang perlu saya sampaikan kepada seluruh kader PD, secara konstitusional partai, jika seorang ketum berhalangan, seharusnya memberikan mandat kepada salah satu Waketum DPP PD. Ketika mandat diberikan kepada seorang sekjen, maka sesungguhnya hal ini telah menyimpang dari konstitusional partai," kata Subur, Minggu (16/6).
Ia juga mendesak partai agar menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Menurut dia, hal ini perlu dilakukan dalam rangka menyelamatkan partai yang saat ini dinilai tengah mengalami guncangan.
"KLB itu adalah suatu jalan keluar untuk menyatukan soliditas internal PD di tengah gonjang-ganjing yang beredar. Dan kita harus paham PD tidak akan besar tanpa kebersamaan. Jangan mau diporakporandakan, jangan mau diadu domba. Kita patuh kepada konstitusional partai, sehingga PD ke depan di KLB akan menjadi partai yang dihargai karena semua menjalani konstitusional PD," ujarnya.
Tolak Wacana KLB, DPD Demokrat Jakarta Dukung SBY:
(tsa/tor)