"Direktorat Siber melakukan patroli cyber ke grup-grup yang sudah terindikasi menyebarkan konten-konten hoax," ujar Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Rickynaldo, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang saat ini sudah beralih dari media sosial Facebook, Twitter, Instagram, beralih kepada WA Group," terang Ricky.
"Penyebarannya dapat lebih cepat WAG karenakan WAG selama ini tidak terdeteksi lah ya," imbuhnya.
Terkait penyebaran hoax lewat WAG, polisi telah menangkap dua tersangka yang sama-sama berdomisili di Depok, Jawa Barat, dini hari tadi. Salah seorang yang ditangkap berinisial YM.
YM, pegawai administrasi salah satu sekolah di Depok, menyebarkan hoax percakapan antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang seolah-olah menyebut kasus Kivlan Zen adalah rekayasa. YM yang merupakan relawan salah satu paslon capres itu mengaku tak tahu kalau informasi tersebut ternyata hoax.
Sebelumnya, pada 12 Mei 2019, Bareskrim juga menangkap seorang pria berinisial YY karena percakapannya di WAG dianggap berbau ancaman kepada Presiden Joko Widodo dan Polri. YY mengaku motifnya menuliskan ancaman tersebut agar terlihat eksis sebagai pendukung salah satu paslon capres.
Simak Juga "Sidang MK, Medsos Tak Dibatasi Jika Hoax Tidak Melonjak":
(aud/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini