"Ini sebagai penghargaan bagi mereka yang berprestasi. Kalau kuota jalur prestasi hanya 5 persen, menurut saya itu terlalu sedikit. Kalau bisa dinaikkan lah, saya usul boleh tidak kuota jalur prestasi diubah dari 5 persen menjadi 20 persen. Kalau bisa 20 persen," ujar Ganjar.
Hal ini disampaikan Ganjar kepada wartawan di ruang kerjanya, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (13/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Dengan tambahan kuota) maka mereka yang berprestasi, yang sekolahnya niat, ujian belajar sungguh-sungguh, mereka mendapatkan pilihan sekolah melampaui zonasi yang sudah ditetapkan," jelas Ganjar.
Masalah lain yang bisa muncul dari sistem zonasi, menurut Ganjar yaitu adu cepat mendaftar. Contohnya di Kota Semarang ada SMAN 3 dan SMAN 5 yang satu zonasi, kata Ganjar akan terisi hanya hitungan menit. Kemudian di sisi lain ada juga daerah yang dalam wiayahnya tidak ada SMA.
"Sekarang kan rumusnya cepet-cepetan, kalau itu masih digunakan, ya akan terjadi gejolak di masyarakat. Mengatasi persoalan ini harus ada perubahan peraturan. Contoh saja di SMA 3 Semarang, itu kalau sistemnya cepet-cepetan, dalam hitungan menit saja itu sudah penuh kuotanya. Yang tidak masuk kan pasti nggondok," ungkap Ganjar.
Ganjar memahami salah satu tujuan zonasi yaitu agar tidak ada lagi sekolah favorit dan kualitas pendidikan merata. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak protes dari warga sehingga tetap harus ada jalan keluar. Ia pun berharap hasil rakor nanti bisa memberikan jalan keluar.
Selain itu, Ganjar juga membuka ruang publik untuk warga menyampaikan usulan soal PPDB dalam kurun waktu 5 hari ini. Usulan bisa disampaikan lewat akun media sosial Ganjar di Instagram atau twitter.
"Silakan kalau masyarakat memiliki masalah terkait PPDB dapat lapor k saya, bisa lewat twitter, instagram, facebook atau aplikasi laporgub. Saya tunggu masukannya mulai hari ini sampai lima hari ke depan," katanya. (alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini