"(Lapisan sedimen yang terlihat) itu hal yang wajar karena kita lagi tidak hujan. Ini cuacanya mendung dan sewaktu-waktu bisa hujan. SOP-nya, kita harus memaksimalkan waduk dalam kondisi kering," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin, melalui keterangan tertulis, Selasa (11/6/2019).
Ika mengatakan Waduk Pluit memang sengaja dikosongkan saat tidak hujan. Dia menuturkan hal tersebut untuk memudahkan pengerukan waduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas SDA Yusmada Faizal menegaskan pendangkalan yang memperlihatkan sedimen ke permukaan Waduk Pluit itu akibat kondisi permukaan air mengalami penurunan dari kedalaman maksimal yang mampu ditampungnya. Dia mengatakan, dari 80 hektare luas waduk, hanya sepertiga yang terlihat mengalami pendangkalan.
"Lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit. Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya (dibandingkan sedimen)," sebut Yusmada.
Yusmada telah memerintahkan jajarannya melakukan pengerukan hingga tingkat low water level. Dia menargetkan pengerukan selesai pada Oktober 2019.
"Kami sudah kerjakan (pengepokan) mulai akhir April. Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut," jelas Yusmada.
Upaya pengepokan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta di Waduk Pluit terus dilakukan agar dapat menampung air hingga berada pada ketinggian maksimal 3 meter (top water level). Pemprov DKI Jakarta juga menyiagakan 10 pompa untuk mengalirkan air waduk ke laut dan menjaga permukaan air waduk di bawah 1,9 meter dari ketinggian normal. (fdu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini