Salah satu vendor yang mengerjakan display grafis dan mural, Chafid Yoedawinata, hingga kini masih menunggu sisa pembayaran yang totalnya mencapai Rp 575 juta. Padahal pekerjaan sudah selesai sejak akhir Desember 2018.
Seharusnya ia mendapat total pembayaran Rp 906 juta, namun hingga kini baru Rp 331 juta yang diterima. "Janjinya pembayaran selalu mundur. Tidak ada perkembangan lagi sejak April 2019," ujar Chafid kepada wartawan, Senin (10/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Chafid mendapat batas waktu pekerjaan selama enam bulan. Dalam kurun waktu dua minggu ia mampu menuntaskan, seiring dengan rencana waktu dibukanya museum pada akhir 2017. Namun pembukaan museum ditunda karena ada vendor lain yang belum selesai.
![]() |
"Sisanya dibilang besok, besok terus. Mundur terus. Padahal pembayaran di Januari juga sudah termasuk keluar dari kontrak. Sampai sekarang yang tahap satu itu belum dibayar," ucapnya.
Pada awal September 2018, Tim Museum Kota Bandung menawarkan pekerjaan baru dengan alasan agar pelunasan proyek sebelumnya bisa dibayar sekaligus. Pekerjaan tahap dua itu ialah pembuatan dinding display grafis dan pembuatan mural di lobi utama gedung lama senilai Rp 475 juta.
Menurutnya, tawaran itu sempat ditolak karena pembayaran tahap satu belum selesai. Namun uang muka tahap dua sebesar Rp 150 juta langsung ditransfer pada 5 September 2018. Akhirnya kontrak pekerjaan ditandatangani pada 14 September 2018.
Pekerjaan itu pun diselesaikan dalam waktu singkat karena permintaan museum akan dibuka pada akhir Desember 2018. Ia pun dijanjikan pelunasan pada November 2018. Lagi-lagi pelunasan mundur hingga April 2019 dengan alasan akan dibayar menggunakan dana APBD 2019.
![]() |
"Saya, kami sudah capek terus menagih selama dua tahun. Kami berharap Pemkot Bandung ada perhatian pada persoalan yang kami hadapi ini," ujar Chafid. (tro/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini