Ridwan Kamil: Desain Masjid Al-Safar Bukan Segitiga Tapi Trapesium

Ridwan Kamil: Desain Masjid Al-Safar Bukan Segitiga Tapi Trapesium

Mochamad Solehudin - detikNews
Senin, 10 Jun 2019 15:17 WIB
Ridwan Kamil dan Rahmat Baequni bahas Masjid Al Safar/Foto: Mochamad Solehudin
Bandung - Desain Masjid Al-Safar karya Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuai kontroversi karena dianggap terdapat simbol illuminati. Ridwan Kamil membantah hal tersebut karena menurutnya bentuk yang terdapat dalam masjid tersebut bukan segitiga yang dianggap simbol iluminati melainkan trapesium.

Siang tadi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan secara langsung terkait desain masjid rancangannya itu. Dalam acara yang diselenggarakan oleh MUI Jabar di Bale Asri Pusdai Jabar,Kota Bandung juga turut menghadirkan Ustad Rahmat Baequni yang juga sempat mengulas tentang desain masjid yang berdiri di rest area Km 88 B Jalan Tol Cipularang itu.

Dalam penjelasannya, Emil sapaan Ridwan Kamil membantah, bila dirinya sengaja membuat simbol atau bentuk yang berkaitan dengan illuminati dalam desain masjid buatannya. Dalam pembuatan desain masjid tersebut terinspirasi dari bentuk alam yang tidak teratur.

Video diskusi kontroversi desain Masjid Al Safar bisa disaksikan di bawah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video 20detik]



Dia juga menyebut, pembuatan desain yang dia terapkan dalam masjid Al-Safar menggunakan teori melipat layaknya membuat origami masyarakat Jepang. Sehingga bentuknya tidak bisa lepas dari bentuk segitiga.

"Dalam ilmu arsitektur ada teorinya, namanya teori melipat seperti origami orang Jepang. Dengan melipat kita bisa membentuk bentuk yang tidak beraturan bisa berdiri. Bentuk tidak beraturan ini secara alami ini membentuk segetiga. Itu jari kita kalau di zoom itu bentuknya segitiga," ucapnya.

Kemudian, lanjut dia, bentuk dari mihrab dan pintu masuk Masjid Al-Safar bukanlah segitiga. Melainkan berbentuk trapesium. Karena bila dilihat, katanya, bagian atas dari mihrab dan pintu masuk masjid tersebut tidak lancip.

"Sekarang disampaikan bahwa bentuknya segitiga. Ini bukan segitiga, ini adalah trapesium. Segitigamah A+B+C. Kalau trapesium itu A+B+C+D karena atasnya dipancung. Maka rumus matematikanya beda dengan segitiga," katanya.

Selain itu, kata Emil, lingkaran yang berada di mihrab Masjid Al-Safar bukan menjadi desainnya. Menurutnya itu adalah tambahan dari pihak kontraktor dan tanpa sepengetahuan dirinya.

"Saya klarifikasi sekarang desain saya tidak pakai lingkaran. Karena proyeknya mangkrak oleh Jasa Marga, saat saya datang sudah seperti itu. Saya tanya kenapa ada lingkaran, katanya kreasi dari kontraktor," katanya.

Dalam kesempatan itu, Emil menyampaikan, beberapa referensi terkait desain Masjid Al-Safar dari sejumlah pihak. Seperti Waketum MUI Pusat yang menyatakan tidak mempermasalahkan desain masjid tersebut dan sah digunakan sebagai tempat ibadah.

"Menurut Waketum MUI, masjid Al-Safar di area tol Cipularang sah menjadi tempat salat. Tidak ada aturan khusus desain suatu masjid. Kemudian entah kenapa kita mendapat penghargaan dari Arab Saudi. Alasannya tidak ada aturan dalam desain masjid," ujarnya.

Emil berharap, masyarakat bisa paham atas penjelasannya itu. Dia juga mengajak semua pihak untuk tidak mudah terprovokasi dan tetap saling menjaga persatuan.

"Imbauan saya sebagai umaro kita cari persamaan. Karena kalau berantem seperti ini terus bangsa ini tidak akan pernah maju," ujarnya.



Tonton video Mengintip Masjid Lain Berbentuk Segitiga Desain Kang Emil di Tanah Abang:

[Gambas:Video 20detik]

(mso/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads