"Bisa jadi (ada dugaan penganiayaan). Saat itu yang bersangkutan minum (miras) bersama teman-temannya, terus cekcok. Kami temukan luka bagian kepala belakang sebelah kiri dan dahi. Nanti hasil autopsi kita lihat pastinya, akan disampaikan penyidik polsek dan polres," ungkap Kapolsek Sruweng, AKP Tri Sudjarwadi ketika ditemui detikcom di lokasi, Senin (10/6/2019).
Polres Kebumen membongkar makam Amrih Khaerul Imam (24) warga Dusun Jabres Kidul, RT 03/ RW 03, Desa Jabres, Kecamatan Sruweng, Kebumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, petugas masih memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap kasus tersebut. "Sampai saat ini masih pemeriksaan saksi-saksi, di-back up polres. Ada 5 saksi. Diperkirakan akan ada saksi lain lagi," lanjutnya.
Diwartakan sebelumnya, anak kedua pasangan Tabingin (53) dan Siti Chayati (48) itu sempat berpamitan untuk pergi bekerja di sebuah kafe pada Selasa (4/6) lalu, namun kemudian korban ditemukan tak sadarkan diri pada Rabu (5/6) sore di sebuah rumah kosong yang tak jauh dari rumahnya.
"Selasa sore pamit kerja tapi nggak pulang karena memang kadang seperti itu, makanya saya ya nggak curiga apa-apa. Tahu-tahu ada teman anak saya ngasih tahu kalau anak saya ada di rumah kosong Rabu sore. Karena tidak sadar kemudian kami bawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Sruweng dan malamnya meninggal," papar ayah korban, Tabingin saat ditemui detikcom di rumahnya, Senin (10/6/2019).
Korban pun akhirnya dimakamkan di pemakaman desa setempat pada keesokan harinya. Namun karena merasa ada yang janggal dan curiga terhadap penyebab kematian korban, atas dorongan dari warga akhirnya pihak keluarga membuat laporan resmi kepada petugas sehingga makam korban dibongkar kembali untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kalau meninggalnya saya sudah ikhlas, hanya pingin tahu proses kenapa anak saya sampai seperti itu, berangkat sehat kok pulang gitu. Proses hukum tetap harus berlanjut," pungkasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini