"Saatnya bermaaf-maafan, perbedaan politik jangan dibawa ke rumah tangga. Muhammadiyah ini rumah tangga kita yang asli, yang lain hanya tempat singgah, termasuk partai politik," kata Buya Syafii, saat menghadiri acara syawalan Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (5/6/2019).
Menurut Buya, pandangan politik yang tercermin dalam kontestasi Pemilu jangan sampai merusak integrasi nasional. Karena Pemilu adalah sebuah proses yang biasa dilalui setiap lima tahun sekali.
"Tahun 2020 ada Pilkada, hobi kita itu pemilu. Tetapi ketimpangan sosial masih terasa sebab Pancasila belum dipedomani secara utuh sejak (Indonesia) merdeka," ujar Buya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buya pun mencontohkan soal dinamika Pemilu 2019. Dia minta segenap lapisan masyarakat menerima apapun hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Jangan sampai ada pihak-pihak tetap memaksakan kehendak yang tidak sesuai dengan konstitusi.
"Setelah ada hasil MK maka selesai, jangan 'pokoknya, pokoknya'," imbuh Buya.
Tonton video Warga Korban Banjir Kendari Lebaran di Tenda Pengungsian:
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini