Pernyataan Prabowo itu bermula dari kunjungannya bertakziah ke rumah SBY di Cikeas, Gunung Putri, Jawa Barat, Senin (3/6). Seusai pertemuan, Prabowo sempat mengadakan jumpa pers ditemani SBY dan petinggi Partai Demokrat.
Dalam jumpa pers, saat mengenang sosok Ani Yudhoyono, Prabowo menyinggung pilihan politik perempuan yang tutup usia pada Sabtu (1/6) lalu itu di pilpres. Pernyataan Ketum Partai Gerindra itu pun kemudian dinilai tak elok dan tak pantas oleh elite-elite Partai Demokrat. Bahkan SBY pun disebut kecewa dan tak nyaman atas pernyataan Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon. Jansen mengatakan pertemuan kemarin bukanlah dalam forum politik, melainkan dalam suasana dukacita. Menurut dia, semua pihak, termasuk Prabowo, seharusnya menahan diri untuk berkomentar terkait hal-hal yang berbau politik.
"Belum lagi pertemuan kemarin itu kan bukan dalam suasana forum pertemuan politik. Tapi dalam forum suasana pertemuan dukacita dan belasungkawa. Semua pihak seharusnya menahan diri dan menjauhkan komentarnya dari hal-hal yang kaitannya dengan politik, apalagi yang sifatnya politik praktis. Dan selama 3 hari kemarin dapat kita lihat, dari ratusan, bahkan ribuan, tokoh politik yang datang melayat ke Cikeas, termasuk yang datang ke pemakaman Ibu Ani di Kalibata, semuanya tidak ada yang bicara soal-soal politik praktis ini. Karena dalam suasana duka ini, kita sudah bicara soal kemanusiaan, bukan lagi soal-soal politik dan kepentingan," tutur Jansen.
"Bahkan, jika diingat kembali, semua tokoh-tokoh politik dari Indonesia yang datang menjenguk Ibu Ani selama 3 bulan dirawat di Singapura juga sama sekali tidak ada bicara soal politik ini, padahal ketika itu tepat di tengah suasana pemilu. Murni datang untuk menjenguk, berdoa, dan menguatkan Ibu Ani dan keluarga," lanjut dia.
Kendati demikian, baik Ferdinand maupun Jansen mengungkapkan bahwa sang pimpinan telah memaafkan Prabowo. SBY disebut telah memberi arahan agar pernyataan Prabowo tentang pilihan politik sang istri tak lagi diperpanjang maupun dipermasalahkan.
"Semalam di Cikeas setelah selesainya tahlilan, Pak SBY menyampaikan arahan kepada kami, soal pernyataan Pak Prabowo ini jangan lagi diperpanjang, apalagi terus diributkan di luar. Karena bisa saja Pak Prabowo memang keseleo lidah dan tidak sengaja ketika mengungkapkan itu. Dan melihat respons publik dan netizen sejak semalam juga semua satu suara menyatakan bahwa ucapan Pak Prabowo itu memang tidak pantas dan tidak tepat disampaikan dalam suasana duka," kata Jansen.
"Tapi Partai Demokrat sudah melupakan dan memaafkan itu dan menganggap selesai. Ya kondisinya seperti itu. Jadi arahan dari Pak SBY, supaya itu tidak diributkan lagi, dianggap selesai. Nanti mengganggu suasana batin kami semua kader Partai Demokrat dan keluarga Pak SBY tentunya," tutur Ferdinand.
Partai Gerindra kemudian merespons kontroversi pernyataan sang ketum. Meski telah dimaafkan, Gerindra tetap meminta maaf jika pernyataan Prabowo dianggap tak berkenan di hati SBY dan keluarga. Namun partai berlambang kepala burung garuda itu menegaskan tak ada niat buruk dari eks Danjen Kopassus tersebut.
"Kalau itu memang dianggap kurang pas, kita mohon maaf. Mungkin di situ terlintas Pak Prabowo ingin menyampaikan bahwa kedekatan Pak Prabowo dengan keluarga, Bu Ani, Pak SBY. Ingin menyampaikan bahwa beliau baik sama Pak Prabowo, baik sama yang lain. Gitu, kan. Ingin menunjukkan bahwa Pak Prabowo kan memang menyampaikan Bu Ani orang yang hebat, luar biasa, istri prajurit yang baik. Kita tahu Bu Ani itu kan memang orang yang luar biasa, aktivitasnya selama 10 tahun mendampingi Pak SBY banyak sekali prestasinya," jelas Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria kepada wartawan, Selasa (4/6/2019).
Riza mengatakan Prabowo memang orang yang polos dan apa adanya. Apa yang disampaikan Prabowo, kata dia, tak lebih dari spontanitas belaka untuk menunjukkan kebanggaannya akan sosok Ani Yudhoyono.
"Nggak ada maksud apa-apa dari Pak Prabowo menyinggung pilihan politik Ibu Ani. Itu hanya terlintas saja. Ya itulah kalau kita ingin membedakan politisi dengan yang bukan politisi. Pak Prabowo itu negarawan, patriotik, nasionalis dan polos apa adanya. Jadi terlintas, disampaikan. Tapi sampaikan maaf jika itu dirasa kurang pas," kata Riza.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini