Fakta-fakta Teror Bom Kartasura

Round-Up

Fakta-fakta Teror Bom Kartasura

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 05 Jun 2019 08:12 WIB
Foto: Lokasi ledakan di Pospol Kartasura Sukoharjo. (Aloysius Jarot Nugroho/Antara Foto)
Jakarta - Bom meledak di depan pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, jelang tengah malam kemarin. Pelakunya, Rofik Asharuddin (23) terkapar. Perut dan tangannya terluka. Dia segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Rofik berupaya melakukan bom bunuh diri Senin (3/6) malam. Saat itu, Setelah meninggalkan sepeda motornya, Rofik yang memakai kaos hitam dan celana jins berjalan ke arah pos polisi pukul 22.35 WIB.

Di telinganya terpasang headset. Dia duduk di trotoar depan pos polisi sebentar. Tak lama, tiba-tiba terjadi ledakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku ini duduk di trotoar di depan pos polisi sekitar 5-10 menit. Tiba-tiba sekitar 22.45 WIB terjadi ledakan yang cukup kencang yang mengakibatkan pelaku mengalami luka di depan pos," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).

Hanya Rofik yang terluka dalam ledakan itu. Seorang warga bersama 8 orang personel Polri lalu keluar dari pos untuk menghindari kemungkinan ada ledakan susulan.

Berikut fakta-fakta upaya bom bunuh diri tersebut:

Memakai Bom Pinggang Berdaya Ledak Rendah

Polri menyatakan Rofik Asharuddin (RA) menggunakan bom pinggang berdaya ledak rendah atau low explosive. Kepastian itu didapat dari serbuk pipa yang ditemukan di tubuh pelaku,

"Kemudian (pelaku) mengenakan jenis bom pinggang, sehingga ketika terjadi ledakan melukai yang bersangkutan sebagian perut maupun tangan sebelah kanan," kata Dedi.

Aksi Lone Wolf dan Bomber Amatir

Polisi mengatakan pelaku upaya bom bunuh diri itu adalah 'lone wolf' alias beraksi sendiri. Namun, polisi masih mendalami apakah pelaku masuk dalam jaringan teroris tertentu atau tidak.

"Aksinya masih lone wolf. Cuma untuk jaringannya apakah dia masuk dalam jaringan terstruktur atau dia sleeping sel dari ISIS aja, itu masih kita dalami," kata Dedi.

Polri menyebut Rofik merupakan bomber amatir. "Hasil analisa dari tim Densus pelaku amatir, kemudian juga rekam jejaknya di kelompok masih belum terlihat, demikian rekam jejaknya aksinya juga boleh dikatakan belum terbaca," ujarnya.

Detenator Ditemukan di Rumah

Polisi menemukan detenator jenis manual dengan kabel hijau dan sejumlah barang lainnya saat menggeledah rumah Rofik. Selain itu, ada juga selotip dan sisa paku.

Tak hanya itum ada juga 2 plastik belerang, 1 plastik potasium, 3 plastik campuran belerang dan potasium, black powder, rangkaian elektronik sebagai swtiching, baterai, serbuk putih dan arang, 2 plastik kabel, batu, dan 1 batang pipa.

Pedagang Gorengan dan Jarang Bergaul

Polisi mengatakan sehari-hari, Rofik berprofesi sebagai pedagang gorengan. Rofik juga dikenal sebagai sosok jarang bergaul, pendiam dan tertutup.

"Jualan, tukang molen, tukang gorengan," ucap Dedi.

Terpapar Paham ISIS

Rofik Asharuddin disebut terpapar paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Polisi mengatakan belum ada indikasi pelaku terkait jaringan tertentu. Namun begitu, polisi masih melakukan penyelidikan.

"Dari hasil pemeriksaan pelaku ini adalah suicide bomber. Yang bersangkutan secara individu terpapar paham ISIS, sedang didalami," ujarnya.

Alasan Serang Pos Polisi

Polisi mengungkap alasan Rofik menyerang pos polisi Kartasuro. Salah satunya, kebetulan rumah pelaku tidak jauh dari pospol itu.

Selain itu, lanjut Dedi, kelompok teroris juga menjadikan polisi sebagai sasaran utama. Sebab polisi selama ini menindak jaringan teroris di Indonesia.

Polisi juga menduga Rofik beraksi di bulan Ramadhan karena doktrin yang menganggap aksi di bulan suci membuat mereka mati syahid dan masuk surga. "Diyakini kalau dia bisa mati dalam perjuangan mereka itu meninggalnya dalam mati syahid langsung itu yang dijadikan semacam baik doktrin maupun keyakinan kelompok tersebut," pungkasnya. (idh/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads