"Orang-orang yang kalap, kita sedih (jika) mereka memakai agama, seakan-akan itu perintah Tuhan. Saya katakan Islam lahir, atau agama pada umumnya, untuk membangun peradaban, bukan kebiadaban," kata Buya ditemui wartawan di kompleks kediamannya di Gamping, Sleman, Selasa (4/6/2019).
Menurut Buya, aksi teror salah satunya juga adanya pengaruh ideologi impor. Selain itu juga pengaruh informasi liar tak bertanggung jawab yang tersebar melalui media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terpengaruh ideologi impor saya katakan (kemungkinan) iya, di negara asalnya berantakan tapi di sini laku, itu aneh," ujar Buya.
"(Masyarakat) pakai akal sehat, jangan terpengaruh medsos yang isinya sangat liar sekali," lanjutnya.
Buya pun mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak panik. Jangan sampai ada provokasi yang memicu terganggunya situasi dan kondisi kamtibmas. Apalagi saat ini masih terasa ekses dari dinamika Pemilu 2019.
"Masih terasa kaitannya isu Pemilu, kita masih berada di dinamika politik. Jangan ada yang memperparah keadaan," imbuh Buya.
Selain itu, Buya berharap pemerintah dan aparat keamanan mengantisipasi adanya penumpang gelap yang memiliki kepentingan untuk memecah belah bangsa Indonesia.
Simak Juga "Pelaku Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura Terpapar Paham ISIS":
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini