"Pekerja keras, yang saya tangkap adalah kepedulian sosialnya, yaitu selama beliau menjadi ibu negara kegiatannya tak ada henti-hentinya," ujar Nuh di National University Hospital (NUH), Singapura, Sabtu (1/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan yang saya tangkap itu, dekatlah di masyarakat, usianya jauh lebih langgeng dibanding dengan usia menjabat. Usia menjabat itu kan 5 sampai 10 tahun, tapi dekat dengan masyarakat tiada henti," katanya.
Dia juga menceritakan kondisi terakhir Ani sebelum mengembuskan napas terakhir. Saat itu seluruh keluarga inti dan rekan yang menjenguk Ani masuk ke ruang perawatan Ani untuk membacakan ayat suci. SBY, lanjut Nuh, juga sempat mengecup kening Ani dan mengungkapkan rasa ikhlas melepas Ani di detik-detik terakhirnya.
"Semuanya mendampingi, tadi semuanya masuk, semuanya mendampingi, terutama keluarga, begitu selesai pimpin doa, habis itu Pak SBY mencium Ibu Ani, dan menyampaikan rasa ikhlasnya, dan putra-putri beserta cucunya keluarga besar juga menyampaikan keikhlasannya," tutur dia.
Ani meninggal di usia 67 tahun. Dia dirawat di National University Hospital, Singapura, sejak Februari 2019 karena sakit kanker darah.
Sejak saat itu, Ani Yudhoyono harus berada di dalam kamar. Namun, pada 16 Mei lalu, Ani disebut bisa menikmati suasana di luar kamar RS. Namun, pada Rabu (29/5), Ani kembali masuk ICU karena demam tinggi. Pada Kamis (30/5) malam, Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon mengabarkan demam Ani Yudhoyono sudah turun. Baru sekitar pukul 10.00 waktu Singapura pagi tadi, Didi mengatakan Ani masih menjalani perawatan intensif di ICU. (zap/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini