"Malaysia mengirim balik sampah plastik impor. Kapan Indonesia kirim balik sampah plastik impor?" kata Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Sawung, kepada wartawan, Kamis (30/5/2019).
Langkah Malaysia yang dimaksud adalah saat Menteri Energi, Teknologi, Ilmiah, Lingkungan dan Perubahan Iklim, Yeo Bee Yin, menyatakan 60 kontainer berisi sampah yang diimpor secara ilegal, akan dikirimkan kembali kepada si pengirim. Sampah berasal dari 14 negara asal, termasuk AS, Jepang, Prancis, Kanada, Australia dan Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepekan sebelum Yeo Bee Yin dari Malaysia beraksi, Filipina sudah melakukan langkah yang sama. Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan jajarannya menyewa jasa perusahaan pengiriman swasta untuk mengirimkan 69 kontainer berisi sampah kembali ke Kanada. Jika Kanada menolak, Duterte memerintahkan agar kontainer-kontainer itu ditinggalkan di perairan Kanada. Walhi menuturkan ketegasan dua negara tetangga itu adalah teladan yang baik.
"Indonesia perlu mencontoh Malaysia dan Filipina," desak Dwi Sawung ke pemerintah Indonesia.
![]() |
Apa yang dihadapi Indonesia?
Kasus impor sampah plastik yang masuk ke Indonesia sempat heboh sebulan lalu. Sampah plastik mencemari Sungai Brantas di Jawa Timur. Menurut Ecological Observations and Wetlands Conservation (Ecoton), sampah plastik itu adalah selundupan Australia yang masuk ke Indonesia lewat impor sampah kertas daur ulang. Kasus yang dialami Indonesia dinilai sama saja dengan yang dialami Malaysia dan Filipina.
"Hampir sama sebenarnya, hanya di mereka (Malaysia) tidak ada yang menyusup dalam impor kertas bekas," kata Sawung.
Saat diwawancara pada Senin (29/4) lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar melihat ada celah longgar di Peraturan Menteri Perdagangan yang menjadi peluang masuk sampah plastik Australia.
![]() |
Ketika itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK, Sayid Muhadhar, menjelaskan, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah telah mengatur pelarangan impor sampah ke Indonesia. Di sisi lain, tata cara impor kertas bekas ke Indonesia sudah diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2016 tentang Tata Cara Importasi Limbah Non B3. Izin impor kertas bekas tidak boleh diterbitkan untuk importir umum, melainkan hanya untuk produsen industri kertas.
Walhi berpendapat, seharusnya kertas bekas impor yang tercampur plastik tegas dilarang. Menurut Sawung, sampah yang masuk secara curang perlu ditendang sampai ke tanah asalnya. Indonesia tak perlu khawatir dengan reaksi balik dari negara pengirim sampah. Paling-paling, para negara pengirim sampah akan mencari lokasi baru untuk menjadi tempat sampah.
"Indonesia perlu mengirimkan sampah plastik kembali ke negara asalnya. Ini meliputi baik yang impor sampah plastik menggunakan kode impor bukan sampah plastik, dan juga yang menyusup dalam scrap bahan lain," desak Sawung.
Kenapa sampah itu ke Indonesia?
Sampah-sampah dari negara maju masuk ke Indonesia karena ada dinamika kebijakan Republik Rakyat China. Dilansir DW News, Negeri Tirai Bambu mengumumkan telah mengurangi impor limbah plastik dan kertas pada 2017 lalu. Itu demi melindungi kesehatan warga mereka. Padahal sebelumnya China mengimpor 56% limbah plastik dan kertas.
Akibatnya, sejumlah negara sibuk mencari lokasi baru untuk membuang limbah yang kian menumpuk. Limbah-limbah itu terutama berasal dari negara makmur, seperti Eropa, Kanada, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
"Maka mengalirlah sampah-sampah itu ke negara lain (selain China), yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam. Kami curiga ketika awal 2018 pemulung bilang harga botol plastik bekas jatuh, padahal melihat harga minyak mentah tidak ada lonjakan. Pasti ada sesuatu. Ternyata ada impor sampah botol dan lainnya dari luar," tutur Sawung. (dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini