Jalur Ciamis bisa dikatakan merupakan jalur titik lelah. Pasalnya pemudik sebelumnya telah melintas di medan jalan yang cukup berat, seperti di Nagreg, Limbangan, Malangbong dan Gentong.
Setelah masuk wilayah Ciamis, jalan dominasi lurus dan cukup mulus. Pengendara ada kecenderungan untuk memacu kecepatan kendaraannya. Hal itu dapat menimbulkan potensi kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edi mengatakan jangan memaksakan diri bila capek dan ngantuk. Bagi pengemudi mobil setelah 4 jam harus istirahat minimal setengah jam, dan pengendara sepeda motor tiap 2 jam.
"Setelah melanjutkan perjalanan, sebaiknya memacu kendaraan normal saja sekitar 60 kilometer/jam, karena di jalur Ciamis cenderung lancar, kepadatan hanya terjadi di Titik persimpangan, seperti Imbanagara dan Cisaga," terangnya.
Di jalan Nasional III ini terdapat Tanjakan Cibeka yang rawan kecelakaan. Dishub mengingatkan saat melintas, kendaraan yang turun sebaiknya mengutamakan kendaraan yang menanjak. Bagi yang menanjak jangan salah memilih gigi rendah.
"Di tanjakan sebaiknya jangan saling mendahului. Kendaraan yang menanjak ambil sedikit bagian kanan jalan supaya kuat menanjak, yang turun harus mengutamakan dulu yang naik," katanya.
Yang terpenting, menurut Eddy, kendaraan yang akan digunakan untuk mudik harus dipastikan kelaiakannya, mulai dari sistem rem, lampu dan hal dasar lainnya.
"Insya Allah bila semua tertib, potensi kecelakaan itu bisa dihindari," pungkasnya.
Simak Juga 'Begini Siasat Pemerintah Atasi Macet di Jalur Mudik':
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini