Kisah Jerry Gray Terpancing Hoax 'Polisi China' di 22 Mei

Round-Up

Kisah Jerry Gray Terpancing Hoax 'Polisi China' di 22 Mei

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 29 Mei 2019 02:57 WIB
Jerry D Gray saat ditangkap polisi. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta - Jerry Duane Gray (59) harus berurusan dengan polisi karena menuding pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo disusupi oleh komunis. Banyaknya posting-an hoax terkait Pemilu 2019 hingga 'polisi China' membuat Jerry terprovokasi hingga menyebar ujaran kebencian di media sosial.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Jerry menyampaikan pandangannya soal kondisi bangsa Indonesia saat ini. Dalam video itu Jerry menuding adanya pengaruh komunis dalam pemerintahan.

"Sudah jelas ada infiltrasi komunis dan lain-lain masuk ke Indonesia mau diambil negara ini untuk dia punya sendiri. Rakyat Indonesia bukan muslim saja, kita semua harus bersatu, harus maju sampai negara ini jujur lagi sampai Presiden Republik Indonesia nama Prabowo, bukan nama yang sekarang," tutur Jerry dalam video yang tersebar di media sosial, seperti dilihat detikcom, Selasa (28/5/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jerry kemudian mendesak Jokowi untuk segera mundur dari pemerintahan. Jerry menuding Jokowi tidak mengikuti konstitusi.

"Yang sekarang sudah jujur tidak bener, dia harus mundur dan juga harus kena hukum. Dia nggak ikut konstitusi Indonesia, dia nggak bener and ini memang untuk Republik Indonesia, dia harus turun cepat, jangan tunggu sampai Oktober," tutur Jerry.


Jerry D Gray dItangkap polisi karena hina JokowiJerry D Gray ditangkap polisi karena menghina Jokowi. (Farih Maulana/detikcom)

Video tersebut beredar viral di media sosial hingga akhirnya Unit Krimsus Satreskrim Polres Jakarta Barat menemukan video tersebut. Tim Satreskrim Polres Jakbar di bawah pimpinan AKBP Edi Suranta Sitepu dan Kanit Krimsus AKP Rulian kemudian menyelidiki video tersebut.

Tidak butuh waktu lama, polisi pun menangkap Jerry di rumahnya di kawasan Srengseng, Jakarta Barat, pada pukul 09.30 WIB, Selasa (28/5). Jerry dibekuk tanpa perlawanan.

Jerry diketahui merupakan pria asal Amerika Serikat. Dia lahir di Jerman dan tinggal di Amerika Serikat sejak usia 3 tahun.

Jerry kemudian menjadi warga negara Indonesia pada tahun 2010. Jerry juga diketahui sudah dua kali menikah dengan wanita WNI.

"Angkatan udara, dia sempat selama 4 tahun jadi angkatan udara di Amerika Serikat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polres Jakbar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (28/5/2019).








Argo mengungkapkan Jerry ikut terlibat dalam aksi 22 Mei di Jakarta yang berakhir rusuh. Jerry saat itu berada di sekitar Sarinah, Jakarta Pusat, bersama beberapa orang temannya.

"Setelah itu yang bersangkutan berada di Hotel Wisma 9 bersama dengan temannya, baik itu teman baru (yang) baru bertemu saat itu maupun sudah kenal," kata Argo.

Di lobi hotel tersebut, Jerry kemudian berbincang. Jerry kemudian ditanya bagaimana situasi kondisi bangsa Indonesia saat ini.

"Yang bersangkutan di lobi, dia di-video bersama seseorang yang masih dicari sama reserse, ini yang menyampaikan tadi yang di video tersebut," lanjut Argo.

Kepada polisi, Jerry mengaku merasa terprovokasi karena adanya sejumlah berita hoax di media sosial. Salah satunya adalah adanya foto 'Brimob China' yang kemudian membuatnya angkat bicara.

"Jadi, setelah saya interogasi, yang bersangkutan itu melihat di video yang viral juga di ada Polwan Brimob ya yang menggunakan pakaian resmi, pakaian dinas tapi wajahnya mirip dari China, dia merasa... jadi dia tak terima Indonesia mau dijajah, sehingga dia melakukan hal seperti itu," tutur Argo.



Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi menyampaikan Jerry sebetulnya juga merupakan korban hoax di media sosial. Berita-berita bohong yang disebar di media sosial membuatnya terprovokasi.

"Setelah saya sampaikan (kebenaran soal 'polisi China') tadi akhirnya tahu bahwa itu hoax, dia tahu belakangan. Artinya, dia korban hoax juga, korban medsos juga," kata Hengki.

Kediaman Jerry D Gray di Srengseng, Jakarta BaratKediaman Jerry D Gray di Srengseng, Jakarta Barat (Farih Maulana/detikcom)

Hal ini, kata Hengki, menggambarkan bahwa banyaknya berita hoax yang tersebar mengakibatkan perilaku maupun cara pandang seseorang menjadi brutal. Penyebaran berita hoax di media sosial yang tidak terkontrol juga menimbulkan kebencian terhadap suatu kelompok atau golongan yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

"Artinya ini hubungannya erat antara medsos dan militansi di lapangan, termasuk brutalisme di lapangan. Ini yang harus diwaspadai," lanjut Hengki.

Hengki pun mengimbau masyarakat tidak mudah percaya pada berita-berita di media sosial yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat diimbau bijak dalam bermedia sosial.

"Oleh karenanya, penegakan hukum kami ini, kami arahkan agar memberikan efek jera secara generalis, jangan coba-coba menyampaikan berita bohong yang tidak pasti di medsos akhirnya mengantar seperti dia ini ke penjara. Jaga jarimu karena dengan jarimu bisa mengantar ke penjara," tutup Hengki.



Halaman 2 dari 2
(mei/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads