"Itu untuk bahan diskusi," ucap DS di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (28/5/2019).
DS mengunggah sebuah keterangan melalui akun Facebook-nya bernama 'Dodi Suardi' pada 26 Mei 2019 lalu. Dalam unggahannya, DS menyebut bahwa ada seorang pelajar berusia 14 tahun yang tewas ditembak polisi saat aksi 22 Mei 2019 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malam ini Allah memanggil hamba-hamba yang dikasihinya. Seorang remaja tanggung, menggunakan ikat pinggang berlogo osis, di antar ke posko mobile ARMII dalam kondisi bersimbah darah. Saat diletakkan di-stretcher ambulans, tidak ada respons, nadi pun tidak teraba. Tim medis segera melakukan resusitasi. Kondisi sudah sangat berat hingga anak ini syahid dalam perjalanan ke rumah sakit. Tim medis yang menolong tidak kuasa menahan air mata. Kematian anak selalu menyisakan trauma. Tak terbayang perasaan orangtuanya.... Korban Tembak Polisi, Seorang Remaja 14 Tahun Tewas," tulis DS.
DS mengaku kalimat yang dia tulis itu bukan murni hasil dari pemikirannya. Menurut dia, kalimat itu justru didapat dari akun media sosial lain.
"Sebetulnya yang saya posting itu bukan murni saya ketik. Itu copas (copy paste) dari grup lain. Saya copas karena ada rujukan, jadi intinya saya tidak buat sendiri karena ada rujukan dari medsos lain untuk dijadikan bahan diskusi," kata DS.
DS tak mengira unggahan itu dapat mengantarkannya ke balik jeruji besi. Dia mengaku sudah meminta maaf yang ditulis di akun Facebook-nya.
"Saya tidak mengira bisa sampai seperti ini. Ada pernyataan maaf saya. Ayo kita kembali damai tenang, intinya untuk bahan diskusi," ujar DS.
Simak Juga "10 Pembuat Hoax Polisi Asing hingga Pembunuhan Tokoh Terkuak!":
(dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini