"Saat ini sudah 441 terduga pelaku perusuh masih dalam proses pemeriksaan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).
"Dipilah-pilah siapa yang sebagai pelaku lapangan, operator, dan aktor intelektual di balik kerusuhan tersebut," imbuh Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah dibentuk dipimpin Irwasum dan bekerja sama dengan lembaga Imparsal. Itu proses detail mengumpulkan bukti di lapangan dan pemeriksaan," ujar Dedi.
"Baru mulai dan rapat menyusun rencana tindak lanjut," sambung Dedi.
Pada Kamis, 23 Mei 2019, Dedi menyebut ada keterlibatan preman yang sehari-hari beraktivitas di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat, dalam peristiwa kerusuhan yang berlangsung selama dua hari, sejak 21 hingga 22 Mei 2019, itu. Para preman mendapat bayaran Rp 300 ribu per hari untuk ikut-ikutan menciptakan kekacauan.
"(Asal perusuh) Jawa barat, Banten, baru sisanya itu betul preman Tanah Abang. Preman Tanah Abang ya, dibayar. Rp 300 ribu per hari, sekali datang, dikasih duit," ujar Dedi kemarin.
Dedi menerangkan pernyataannya didasari keterangan para perusuh yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), para perusuh mengaku menerima uang sebagai imbalan.
Dedi menjelaskan kehadiran para perusuh bayaran mempengaruhi psikologis massa sehingga massa pendemo ikut-ikutan melakukan penyerangan ke aparat.
Simak Juga 'Sosok-sosok dan Pengakuan Pelaku Kerusuhan 22 Mei di Petamburan':
(aud/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini