Saat dilakukan nekropsi (bedah bangkai) dokter IAR menemukan kondisi paru-paru hewan nokturnal itu mengalami peradangan yang sudah sangat parah akibat komplikasi infeksi saluran pernapasan akibat proyektil peluru senapan angin bersarang di antara rongga mata dan mulut.
"Kami mendapati kondisi paru-parunya mengalami keradangan sangat parah," ungkap Nur Purba, dokter hewan IAR Indonesia yang akrab dipanggil Purbo melalui rilis yang diterima detikcom, Kamis (23/5/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Purbo, tim dokter sudah berupaya mengeluarkan dua proyektil peluru senapan angin yang bersarang. Namun hanya satu yang berhasil diangkat yaitu pada bagian lengan. "Sementara peluru senapan angin pada bagian kepala dalam tidak berhasil dikeluarkan karena terletak di posisi yang sulit dan sangat beresiko," ucapnya.
Sementara itu Communication Officer IAR Indonesia Reza Septian mengatakan Muka adalah salah satu dari 79 yang diselamatkan dari aksi penyelundupan oleh pemburu liar.
"Tiga kukang akhirnya mati di Mapolres (sisa 76). Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan singkat terhadap 76 itu, 11 di antaranya dibawa ke Pusat Rehabilitasi (sisa 65). 65 ini sudah dilepasliarkan. Dari 11 ini akhirnya mati 3 (salah satunya Muka) dan sekarang di Pusat Rehabilitasi kami ada 8," jelas Reza.
Reza mengatakan saat dievakuasi oleh IAR dan kepolisian kondisi puluhan ekor kukang itu sangat memprihatinkan. Kukang disimpan dalam boks kecil, kekurangan gizi dan dehidrasi.
"Mereka dimasukkan ke dalam boks buah yang berisi 79 kukang jawa saat itu tertulis tujuan Pelabuhan Tanjung Perak dan akan diteruskan ke Shanghai Port China," ujar Reza. (sya/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini