"Kami para dosen di UGM merasa prihatin atas eskalasi kekerasan yang terjadi hari ini," kata Rektor UGM Yogyakarta, Panut Mulyono, dalam keterangan tertulis yang disertai ratusan nama dosen UGM, Kamis (23/5/2019).
Panut menjelaskan, perbedaan pilihan politik dalam pesta demokrasi lima tahunan adalah hal yang lumrah. Seharusnya perbedaan tersebut menjadi rahmat, bukan menjadi pemecah persatuan dan kesatuan bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara merespon eskalasi kekerasan yang terjadi balakangan ini, lanjut Panut, ratusan dosen UGM telah bersepakat untuk meminta para pihak menahan diri. Pihaknya meminta para pihak tetap mengedepankan persatuan.
"Kami menyeru kepada semua pihak agar mampu menahan diri dari berbagai bentuk kekerasan yang merugikan harta benda dan jiwa manusia," sebutnya.
Panut mengingatkan bahwa Pemilu telah usai dan KPU telah mengumumkan pemenangnya. Sementara pihak yang kalah juga sudah berkomitmen untuk menempuh jalur konstitusional ke Mahkamah Konstitusi.
Namun kenyataannya eskalasi kekerasan tetap terjadi. Panut menduga pemantiknya adalah ketegangan antarmassa yang terbangun sejak kampanye belum dimulai. Ketegangan tersebut perlu segera diakhiri. (ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini