Pantauan detikcom, sopir bus baik yang telah menurunkan penumpang ataupun yang akan mulai bertugas diminta mengikuti cek kesehatan. Kegiatan ini berlangsung di sisi barat pintu utama terminal, Rabu (22/5/2019).
Petugas Dinas Kesehatan Kota (DKK) dan Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surakarta melakukan berbagai tes, seperti mengukur suhu tubuh, tekanan darah, gula darah hingga narkoba. Dari pengecekan itu, petugas akan memberi rekomendasi apakah sopir tersebut boleh bertugas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika penyakitnya cenderung ringan, petugas hanya memberikan obat dan meminta sopir agar beristirahat sejenak. Namun jika ditemukan kondisi yang berat, maka petugas merekomendasikan agar sopir tidak bertugas sementara waktu.
"Apalagi kalau mengonsumsi alkohol atau narkoba, tentu tidak boleh bertugas. Tapi sampai saat ini belum kita temukan," kata dia.
Kepala BNNK Surakarta, Kompol Edison Panjaitan, mengatakan narkoba dapat menyebabkan penggunanya berhalusinasi. Jika dikonsumsi oleh sopir bus, maka akan membahayakan penumpang.
"Pandangan mata juga bisa kabur. Itu sebabnya kita juga lakukan tes narkoba. Kalau ditemukan, nanti akan kami rehabilitasi," kata Edison.
Sementara Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi, Joko Sutriyanto, mengimbau agar seluruh sopir mengikuti cek kesehatan. Pihaknya juga menyediakan ruang istirahat bagi sopir yang kelelahan.
"Setiap hari sebenarnya sudah kita sediakan ruang istirahat. Di masa arus mudik ini kita tambah ruangan lagi di dekat bengkel. Kita sediakan tempat tidur yang biasa digunakan militer," katanya. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini