"(Di Lombok, NTB) Cenderung normal saja karena jalur darat menggunakan long distance ferry, KMP Legundi, kapal (Pelabuhan) Lembar-Surabaya itu 3 kali dalam seminggu," kata Kepala Balai Transportasi Darat Bali-NTB (BTDB) Kementerian Perhubungan, Agung Hartono usai Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Provinsi Bali di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (21/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga banyak pemudik pakai mobil pribadi dari (Pelabuhan) Lembar mendorong kelancaran di sana. Sehingga mengurangi kemacetan di sana Lembar-Padangbai maupun Ketapang-Gilimanuk," jelasnya.
Agung mengatakan Long Distance Ferry ini merupakan salah satu moda transportasi yang diminati penumpang di Lombok. Para pemudik juga disarankan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu.
"Cukup ramai, cukup padat, apalagi pada saat musim lebaran harus reservasi jauh-jauh hari. Ada juga yang main langsung seketika, tapi yang sudah pasti biasanya sudah pesen dulu kayak naik pesawat modelnya kalau langsung bisa nggak dapat space sudah penuh," tuturnya.
Agung mengatakan waktu tempuh dari Pelabuhan Lembar menuju Surabaya dengan feri ini memakan waktu 19-20 jam. Jika dihitung dengan jalur darat, kapal yang mampu menampung 80-100 mobil ini dinilai lebih efisien dari segi waktu.
"Tergantung pola perjalanannya kalau misal Surabaya dan sekitarnya sampai ke Jawa Tengah itu lebih pasti tidak menghadapi kemacetan di sepanjang jalan. Tidak capek mengemudi, tidak antre di beberapa penyeberangan, kalau lewat jalur darat ada dua kali nyeberang ke Bali dan Jawa," ujar Agung.
"Kalau nggak salah 19-20 jam, kalau kapal biasa bisa dihitung Lembar-Padangbai 4-5 jam, terus sepanjang jalan apakah ada kemacetan apa tidak, Gilimanuk-Ketapang ada kepadatan antrean atau tidak, di sepanjang jalan apakah ada gangguan kemacetan atau tidak," urainya.
Simak Juga 'Jelang Arus Mudik, Kemenhub Uji Petik Kapal di Pelabuhan Merak':
(ams/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini