"Hasil pengamatan kami, massa yang datang diduga memiliki rencana untuk melakukan perbuatan anarkis. Jadi bukan sekadar unjuk rasa damai," kata Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019).
Iqbal menerangkan massa yang bergerak ke Ibu Kota dari luar daerah telah mempersiapkan diri dengan benda-benda berbahaya. Dia mengambil contoh massa dari Jawa Timur yang kedapatan membawa bom molotov.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari kelompok yang berangkat, diduga mereka sudah mempersiapkan diri dengan peralatan berbahaya. Contohnya kelompok yang ditangkap di Jawa Timur, ada memiliki bom molotov," jelas Iqbal.
"Ada pula beberapa indikasi massa membawa bambu dan bendera di mana ujung bambu diruncingkan, termasuk benda-benda tajam lainnya dan ketapel. Ini menunjukkan ada sejumlah oknum yang mempersiapkan aksi anarkis," sambung dia.
Sebelumnya, dalam rangka pengamanan momen pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019, Asisten Kapolri bidang Operasi (As Ops), Irjen Martuani Sormin, mengeluarkan surat telegram yang intinya menyampaikan pemberlakuan status keamanan Siaga I, menyikapi momen 22 Mei 2019.
Surat telegram bernomor STR/281/V/OPS.1.1.1./2019 ini diterbitkan pada Senin, 20 Mei 2019, dan diteken Martuani. Dalam surat tersebut tertulis status siaga 1 berlaku mulai hari ini hingga 25 Mei mendatang.
Tiap-tiap kepala satuan kerja atau kepala satuan wilayah diminta selalu melaporkan perkembangan situasi yang terjadi di wilayah dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif.
Soal Aksi 22 Mei, Luhut: Boleh, Tapi Jangan Anarkis:
(aud/rvk)