Adalah Ferdinand Hutahaean yang pertama mencabut dukungannya dari Prabowo-Sandi. Ia menyebut netizen yang membully Bu Ni sebagai 'buzzer setan gundul'.
"Ya saya mundur! Saya tidak mau dukung lagi meskipun Prabowo yang akan ditetapkan sebagai pemenang. Buzzer-buzzernya tidak punya peri kemanusiaan," tegas Ferdinand, Minggu (19/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Usai Ferdinand, Jansen Sitindaon melakukan hal yang sama. Ia tak terima Bu Ani yang sedang sakit kanker menjadi bulan-bulanan politik.
"Melecehkan Bu Ani ini menurut saya tidak menghargai perjuangan saya yang juga jelas keringat dan rekam jejaknya selama 7 bulan kemarin untuk memenangkan pak Prabowo. Ibu Ani ini posisinya sudah seperti Ibu Kandung kami seluruh kader Demokrat. Dengan kejadian beliau dituduh tuduh sakit rekayasa ini sungguh telah menyakiti hati saya dan hati seluruh kader Demokrat," kata Jansen, Senin (20/5/2019).
Pria yang sebelumnya merupakan juru bicara BPN Prabowo-Sandi menegaskan akan pamit dari kubu 02. Menurut Jansen, hinaan kepada mantan Ibu Negara itu melecehkan perjuangannya selama proses pemenangan Prabowo-Sandiaga sejak Demokrat bergabung.
"Kalau ditanya sikap pribadi saya sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Dan saya pribadi akan pamit baik baik mundur dari barisan pak Prabowo ini. Karena begini begini saya ini juga ini kan ikut berjuang habis-habisan untuk memenangkan Pak Prabowo," ucapnya Jansen.
"Melecehkan Bu Ani ini menurut saya tidak menghargai perjuangan saya yang juga jelas keringat dan rekam jejaknya selama 7 bulan kemarin untuk memenangkan pak Prabowo. Ibu Ani ini posisinya sudah seperti Ibu Kandung kami seluruh kader Demokrat. Dengan kejadian beliau dituduh tuduh sakit rekayasa ini sungguh telah menyakiti hati saya dan hati seluruh kader Demokrat," sambung Jansen.
Jansen pun menyebut bully-an kepada Bu Ani menjadi pertimbangan Demokrat untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Hanya saja, keputusan Demokrat bertahan atau keluar dari koalisi Prabowo-Sandi akan diambil oleh para petinggi partai.
"Biarlah nanti institusi Partai yang secara resmi memutuskan ya. Ada Ketua Umum di situ, Sekjen dan Majelis Tinggi Partai," kata Jansen.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini