Boneka pocong yang merupakan simbol kematian mereka gotong dan diletakkan di depan barisan. Beberapa orang kemudian berorasi di depan kantor KPU.
Aparat kepolisian terlihat berada di sekitar lokasi mengamankan aksi unjuk rasa. Kantor di Jalan Kahuripan Utara, Sumber, Banjarsari, itu tampak ditutup dengan kawat berduri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendesak DPR mendorong pemerintah membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang independen untuk menelusuri penyebab kematian para petugas pemilu," kata Agil di sela-sela aksi, Senin (20/5/2019).
Mahasiswa IAIN Surakarta ini juga menuntut pemerintah, DPR serta seluruh penyelenggara pemilu agar mengevaluasi pelaksanaan pemilu 2019. Harapannya agar kejadian serupa tidak terulang di pemilu yang akan datang.
![]() |
"Para petugas harus menghitung surat suara sampai kelelahan hingga meninggal. Ini bentuk kegagalan pemerintah mengantisipasi dampak buruk sistem pemilu yang dibuat," ungkapnya.
Pemerintah pun diminta segera merealisasikan pemberian santunan kepada keluarga korban yang ditinggalkan.
Sementara itu, Komisioner KPU Surakarta, Suryo Baruno, mengatakan telah menerima perwakilan demonstran. Tuntutan pun telah diterima oleh KPU.
"Tuntutan telah kami terima, selanjutnya akan kami laporkan ke KPU Provinsi," kata dia.
Suryo menyebut di Solo pun ada beberapa petugas yang meninggal akibat kelelahan usai mengurus pemilu. Dari 27 orang yang sakit, ada 5 orang petugas yang meninggal dunia.
Simak Juga 'Pemilu 2019 Banyak Korban, Ombudsman: Negara Harus Minta Maaf':
(bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini