Siti dipertemukan kembali dengan anak, adik dan sodaranya oleh Disnakertrans Jawa Barat. Proses pencarian, keluarga Siti dilakukan dengan memakan waktu yang cukup panjang.
Seperti diketahui, Siti dirawat selama empat tahun di Shagar Hospital, Siti diboyong ke Indonesia dan menjalani perawatan selama empat bulan di RS Polri Kramatjati Jakarta, lalu diboyong ke RSUD Al-Ihsan, Provinsi Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedatangan adik dan anak kandungnya Dede Ridwan (24) membuat Siti bahagia. Tidak ada kata yang terucap saat Siti melihat sosok adik dan anak semata wajahnya itu. Siti hanya bisa menjerit sejadinya. Siti memang tidak bisa bicara karena strok yang dideritanya.
Adiknya yang mengenakan jilbab berwarna hitam langsung memeluk Siti yang diikuti suara tangis yang begitu kencang.
Tak kalah mengharukan saat Siti memeluk anak lelakinya. Tangisan anak dan ibu itu pun memecah seisi ruangan, sejumlah perawat, pendamping Disnakertrans Jabar, termasuk Kepala Disnakertrans Jabar pun tak kuasa menahan haru melihat kebahagiaan keluarga Siti.
"Alhamdulillah ya allah," kalimat itulah yang dilontarkan Dede Ridwan kepada ibunya.
"Sehat ya, sehat," lanjutnya.
Turut juga hadir paman Siti bernama KH Ucu Gozali yang merupakan pemuka agama di Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur. Paman Siti merupakan pimpinan salah satu pondok pesantren.
Ucu Gozali mengatakan kebahagiaan keluarga bisa bertemu kembali dengan Siti tak terbendung. Menurutnya ini keajaiban Bulan Ramadhan.
"Keajaiban Allah di bulan penuh hikmah. Kami dari pihak keluarga merasa bahagia sekali. Keluarga yang hilang bisa bertemu kembali, terimakasih kepada petugas dan pemerintah yang telah membantu dan mempertemukan kami kembali," kata Ucu.
Ucu mengungkapkan, Siti berangkat ke Arab bekerja sebagai TKW. Ia tidak mengetahui kapan Siti berangkat karena Siti hanya pamit kepada ibu, bapak dan saudaranya saja, bukan kepada seluruh anggota keluarga.
"Pas berangkat ia memiliki saudara empat, dua orang sudah meninggal satu orang ada datang ke sini. Ibu dan bapaknya pun sudah meninggal, mereka lah yang mengetahui keberangkatan Siti ke Arab," ungkapnya.
Menurutnya, Siti berangkat ke Arab merupakan yang kedua kalinya. "Pertamanya hubungan informasi lancar. Telepon - teleponan, kurang lebih sembilan tahunan hilang kontak dengan ibunya. Hingga ibunya meninggal karena memikirkan nasib anaknya itu," jelasnya.
Pihak keluarga juga mendapatkan informasi bila Siti mengalami sakit di Arab Saudi. Namun kabar itu hanya datang sekali dan tidak ada kabar kembali. Hingga keluarga menggelar tahlilan dan menganggap Siti sudah tiada.
"Saya yang menggelar tahlilan, pasalnya sudah tidak memiliki harapan. Hanya bisa berdoa kepada Allah. Kalau diibaratkan ombak sudah tidak ada gelombangnya," ujarnya.
Simak Juga 'Diah, TKW Tak Digaji 12 Tahun Pingsan Bertemu Ibunya':
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini