Anies Tak ke Bogor, Buntutnya Panjang

Round-Up

Anies Tak ke Bogor, Buntutnya Panjang

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 18 Mei 2019 07:02 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menghadiri kelompok 'arisan' Bogor. (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta - Urungnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri silaturahmi kepala daerah dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yenny Wahid di Bogor berbuntut panjang. Ketidakhadiran Anies membuahkan sindiran demi sindiran hingga pembelaan.

Silaturahmi antara AHY, Yenny dan kepala daerah itu digelar di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Rabu (15/5). 9 kepala daerah diundang dalam pertemuan itu, salah satunya Anies Baswedan. Namun menginjak penghujung acara, Anies tak juga menampakkan batang hidungnya.
Ketidakhadiran Anies itu kemudian dijelaskan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar yang saat itu juga hadir dalam silaturahmi itu menjelaskan bahwa rekannya itu tak hadir lantaran tengah merayakan keberhasilan Pemprov DKI meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk kedua kalinya.

"Kemarin kita tanya, 'Mas Anies nggak datang kenapa?' Lagi perayaan WTP katanya. Kita positif-positif ajalah. Memang sih saya lihat di medsos belum ada yang jelasin, ini tak jelasin (Ini saya jelaskan). Kemarin katanya lagi perayaan WTP. Nggak apa-apa," ujar Ganjar di Hotel Grand Paragon, Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Kamis (16/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Namun, tidak hadirnya Anies terlanjur ditanggapi sinis oleh elite Partai Demokrat. Wasekjen Demokrat, Andi Arief menyentil Anies yang enggan memenuhi undangan.

Andi kemudian membandingkan sikap Anies dengan AHY yang tak takut mengambil risiko di-bully lantaran berani mengajak semua pihak kembali kepada kebenaran. Menurutnya, Anies sebagai tokoh seharusnya juga bertindak seperti AHY.

"Di saat 02 klaim menang 62 persen dan kini versi revisi 54 persen dan 01 dinyatakan menang oleh quick count, AHY adalah orang yang pertama yang menyatakan sebaiknya semua pihak menunggu 22 Mei. Dia dibully dan dituduh penghianat, hanya karena mengajak hidup benar," ujar Andi Arief di akun Twitter-nya, Kamis (16/5).

"Untuk menyadarkan orang banyak memang butuh risiko bagi tokoh politik seperti AHY yang berani melakukan sesuatu. Seharusnya @aniesbaswedan kawan saya juga jangan diam dan bertahan pada main aman. Ada yang mengganggu akal sehat namun diam, di mana kemanusiaan kita?" lanjutnya.



Sindiran Andi dibalas Gerindra. Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, heran dengan sikap Demokrat yang seakan memaksa gubernur usungannya itu. Andre pun menyinggung soal 'orang yang ingin jadi menteri Jokowi'.

"Agak aneh orang Demokrat maksa-maksa Mas Anies untuk datang dalam pertemuan di Bogor yang terdiri dari kepala daerah pendukung Jokowi dan 'orang yang ingin jadi menteri Jokowi'," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, kepada wartawan, Jumat (17/5).

Tak berhenti di situ, Demokrat pun berang sang Komandan Kogasma disentil Gerindra. Tak terima, Demokrat balik menyerang Prabowo Subianto.

"Kok jadi aneh pernyataan teman saya, Andre, ini ya. Mengatakan 'mau jadi menterinya Jokowi' segala. Salah benar diksi dia ini. Bukannya yang menang pemilu itu Pak Prabowo. Dengan fakta ini, gimana caranya mau jadi menteri Jokowi, orang yang akan jadi presidennya Prabowo?" kata Ketua DPP PD Jansen Sitindaon kepada wartawan, Jumat (17/5).



Jansen heran forum silaturahmi yang bertujuan baik itu malah dicurigai. Padahal, menurutnya, silaturahmi para tokoh muda itu murni soal masalah bangsa. AHY dan kawan-kawan ingin meredam konflik dan perpecahan di bangsa ini pasca-pemilu.

"Ke mana pun dia melangkah, selalu saja dicurigai dan dituduh salah. Padahal dia sedang mengajak kita hidup benar. Rakyat jangan diadu domba dan bila ada pihak yang merasa dirugikan, silakan ambil jalan hukum dan konstitusi," ucap Jansen.


Tonton juga video Sejumlah Kepala Daerah Sepakat Jaga Kedamaian Jelang 22 Mei:

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads