"Saya menyampaikan tadi bahwa pimpinan DPR telah meminta Komisi II untuk melakukan rapat gabungan KPU, Bawaslu, Kementerian Kesehatan, dan kepolisian untuk bisa mencari solusi dan mencari penyebab daripada hal-hal tersebut," ujar Bamsoet di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Bamsoet mengatakan sebenarnya sudah ada antisipasi, mengingat banyak petugas KPPS yang meninggal pada Pemilu 2014. Menurutnya, kematian ratusan petugas KPPS pada pemilu kali ini perlu dicari solusi dan ditemukan penyebabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bamsoet menyebut Komisi II DPR akan menggelar rapat gabungan dengan KPU-Bawaslu seusai penetapan hasil pemilu pada 22 Mei 2019. Sementara itu, Ketua Dewan Pengarah AMP-TKP Din Syamsuddin menegaskan kedatangan aliansi tersebut ke DPR tidak berkaitan dengan kepentingan politik.
"Kami datang atas nama Aliansi Masyarakat Peduli Tragedi Kemanusiaan Pemilu (AMP-TKP) 2019 sebagai gerakan masyarakat lintas agama, suku, profesi, dan merupakan gerakan moral untuk kemanusiaan. Kami pastikan tidak ada kaitan dengan kepentingan politik," tegas Din di lokasi yang sama.
Din menilai kasus meninggalnya ratusan petugas KPPS sebagai kejadian luar biasa dan dipandang sebagai tragedi kemanusiaan. Jika ada pembiaran, ia menyebutnya sebagai tumbal demokrasi dan berbahaya bagi bangsa.
"Saya pribadi dan aliansi melihat permisivisme, pembiaran semacam ini berbahaya bagi bangsa dan akan ada demoralisasi. Kedua, kejadian ini kan berimpit dengan agenda politik, pemilu-pilpres, maka sangat sensitif, rentan terhadap munculnya praduga yang kontraproduktif bagi kita semua. Maka harus dijernihkan, harus dijelaskan," tutur Din.
Karena itulah, Din bersama AMP-TKP mendesak adanya klarifikasi dan verifikasi penyebab kematian petugas KPPS. Ia juga mendesak agar dibentuk tim gabungan pencari fakta.
"Oleh karena itu, poinnya adalah kami mendesak agar adanya Tim Gabungan Pencari Fakta dan bila perlu melibatkan unsur masyarakat supaya clear. Dan yang kedua, adanya upaya, kalau mau menyingkap penyebab kematian kan harus ada autopsi, tidak ada cara lain. Itu dilakukanlah semua supaya jernih, sehingga tidak lagi menyesatkan atau muncul dugaan-dugaan. Negara harus segera hadir. Khawatir kalau negara tidak hadir ini hiruk pikuk," ungkapnya.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menuturkan perlu ada pembuktian untuk menepis dugaan-dugaan negatif terkait penyebab kematian petugas KPPS. Din menyebut seharusnya sudah sejak hari pertama pembuktian itu dilakukan.
"Seharusnya pada hari pertama sudah begitu banyak korban, ini kan sudah lama. Tapi tidak ada kata terlambatlah," ucap Din.
Selain Din, hadir dalam audiensi tersebut antara lain Sekretaris (AMP-TKP) Ahmadi Thaha, Marah Santi Siregar, Fahmi Idris, Iwan Piliang, Siane Indriani, Amidhan, Hatta Taliwang, dan Nasrullah.
Simak Juga 'Banyak KPPS Meninggal, IDI: Kelelahan Bukan Penyebab Utama':
(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini