Jakarta - Waketum Partai Gerindra
Arief Poyuono melakukan manuver yang makin liar. Dia terus melawan Partai Demokrat.
Poyuono mengawali perseteruannya melawan
Demokrat dengan mengusir partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu keluar dari koalisi Prabowo Subianto. Karena sikap Poyuono, Partai Gerindra sampai meminta maaf.
"Tentu kami atas nama partai menyampaikan mohon maaf kalau ada perkataan-perkataan dari pengurus maupun kader Partai Gerindra yang dirasa kurang pas, kurang baik dirasa oleh partai lain, termasuk Partai Demokrat," sebut Riza Patria, Minggu (12/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poyuono memilih tak mengikuti sikap
Gerindra yang meminta maaf kepada Demokrat. Dia melawan arus.
"Biar aja Gerindra minta maaf. Aku nggak sudi minta maaf ya," ujar Arief Poyuono kepada detikcom, Senin (13/5).
Poyuono kukuh merasa tak bersalah kepada Demokrat. Dia mengaku mengusir Demokrat dari koalisi lantaran isu setan gundul yang disuarakan salah satu petinggi partai berlambang mirip logo Mercy itu, yaitu Andi Arief.
"Memang aku salah apa ya? Maling duit negara nggak. Nyari makan pakai politik nggak. Disebut-sebut namanya di persidangan kasus korupsi yang ditangani KPK juga nggak," ucap Poyu.
Selain itu, dia mengaku permintaan maaf yang disampaikan Riza bukan atas nama partai. Menurutnya, Gerindra pun tidak sudi meminta maaf kepada Demokrat.
"Nggak Gerindra yang minta maaf ya sama Demokrat. Kan Riza Patria yang minta maaf," kata Poyuono.
Elite
Demokrat merasa gerah dengan sikap Poyuono. Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menganggap Poyu bukan orang penting. Membalas Ferdinand, Poyu mengklaim dirinya mengeluarkan nama
Agus Harimurti Yudhoyono, putra SBY, dari daftar cawapres Prabowo.
"Tahu apa kader Demokrat tentang saya di Gerindra. Wong AHY saja bisa saya check out dari cawapresnya Prabowo kok," ujar Poyuono.
Simak Juga 'Panas Hubungan Demokrat di Koalisi Prabowo-Sandi':
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini