"Aparat kepolisian bersama TNI sedang mempersiapkan kurang lebih 32 ribu personel dalam rangka untuk melakukan pengamanan sebelum pelaksanaan tanggal 22. Artinya tanggal 20 sudah siap semua, fokus dan sasaran pengamanan yaitu KPU Bawaslu, dan obyek-obyek vital nasional lainnya," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ring 1 adalah di kantor KPU sendiri, di mana ruang itu akan digunakan KPU menyampaikan hasil secara terbuka dan diliput oleh seluruh media, dan bisa disaksikan oleh seluruh saksi. Itu penting, karenanya di ring 1 harus clear, pengamanan harus ketat agar tidak mengganggu proses penyampaian yang akan disampaikan oleh KPU," ujar Dedi.
"Kemudian ring 2 itu sekitar gedung, masih dalam gedung itu juga, masih dalam pengamanan secara ketat. Semua yang akan masuk harus betul-betul diverifikasi dengan safety door, diperiksa manual dengan metal detector. Itu penting, sesuai SOP," sambung Dedi.
Dedi mengungkapkan pola pengamanan seperti itu diterapkan lantaran kepolisian telah mendeteksi adanya upaya serangan bom oleh kelompok teroris pada hari H. Dedi memastikan pengamanan dilakukan secara maksimal.
"Karena sudah ada indikasi, beberapa minggu lalu kita sudah melakukan menangkap JAD Lampung dan Bekasi. Pemeriksaan terhadap dua kelompok (teroris) tersebut, mereka sepakat akan melakukan serangan saat massa kumpul di KPU tanggal 22. Ini perlu kita antisipasi secara maksimal," terang Dedi.
Pengamanan berlanjut hingga pasca pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pilpres 2019. Selain melakukan pengamanan secara fisik, Polri bekerja sama dengan Kemenkominfo dan BSSN menggencarkan patroli siber di media sosial.
"Dalam rangka untuk mengantisipasi, memitigasi terhadap seluruh akun-akun yang menyebarkan konten berita hoax atau konten berisi provokasi," imbuh Dedi.
"Kita terus akan melakukan kerjasama, Kemenkominfo terus akan melakukan takedown dan pemblokiran terhadap akun-akun yang menyebarkan konten-konten tentang berita hoax dan yang bisa membahayakan kesatuan bangsa," jelas Dedi.
Simak Juga 'Update Real Count Pilpres 2019!':
(aud/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini