Seperti diberitakan, bentrokan yang terjadi sejak Senin (6/5) hingga kemarin malam telah menelan korban. Salah satu korbannya ialah Kasatreskrim Polres Wonogiri yang mengalami luka serius hingga tak sadarkan diri.
Kedua kubu, yakni Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) telah berdialog untuk menenangkan massa. Pertemuan yang diikuti Kapolda Jawa Tengah, Irjen (Pol) Rycko Amelza Dahniel, dan Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti, itu digelar tertutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai pertemuan, Ketum PSHT, R Murjoko Hadiwijoyo, mengimbau anggotanya untuk tidak turun ke jalan. Mereka dilarang melakukan balas dendam hingga berlaku anarkis.
"Dilarang melakukan perbuatan balas dendam, anarkis dan perbuatan lain yang melanggar hukum. PSHT menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada aparat penegak hukum," ujar Murjoko.
Senada dengan itu, Ketum PSHW, R Agus Wiyono Santoso, juga mengimbau kepada anggotanya agar tidak turun ke jalan. "Saudaraku di manapun anda berada, peristiwa yang terjadi ini jangan terulang lagi. Ini yang terakhir kali," katanya.
Sementara Kapolres Wonogiri menyayangkan terjadinya peristiwa itu. Sebab pihaknya yang mengedepankan tindakan persuasif justru mengalami penganiayaan.
"Tadi malam saya sudah melakukan pengamanan secara persuasif, saya nguwongke (menghargai sebagai manusia). Tetapi apa yang terjadi, anggota saya dianiaya sampai saat ini kritis," ujar Uri.
Untuk selanjutnya, Polres Wonogiri akan mencari pelaku pengeroyokan yang menyebabkan Kasatreskrim tidak sadarkan diri. Pelaku diminta untuk segera menyerahkan diri.
"Lebih bagus menyerahkan diri. Karena laripun kami akan mengejar," tegasnya. (bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini