Sebelum dianiaya oleh habib Bahar di pondok pesantren Tajul Alawiyyin, kedua remaja yakni Cahya Abdul Jabar dan Muhammad Khoerul Aumam Al Mudzaqi alias Zaki pergi ke Bali. Saat berjalan kaki di Jalan Popies, Bali, keduanya bertemu dengan warga bernama Hamid Isnaeni.
"Saya ketemu dengan keduanya. Saat bertemu, saya bilang 'Habib Bahar ya?' terus yang satunya lagi 'kok tahu?'. Saya bilang ke mereka kalau saya tahu dari sosmed. Terus yang mirip habib Bahar mengiyakan," ucap Hamid yang dihadirkan tim pengacara Bahar sebagai saksi meringankan dalam persidangan yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Bandung di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jalan Seram, Kota Bandung, Kamis (9/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampilan Cahya memang mirip seperti Bahar bin Smith dengan rambut panjang pirangnya. Sementara Zaki saat itu, mengaku juga keturunan nabi dengan nama Alatos.
Setelah bertemu di jalan, Hamid lantas mengajak mereka untuk ke tokonya. Saat di toko, mereka berbincang dan Zaki yang mengaku bernama Alatos itu mengungkapkan kehilangan uang Rp 6 juta.
Dalam pertemuan itu Hamid sempat menanyakan tujuan keduanya ke Bali. Mereka, menurut dia, mengaku diundang oleh salah satu pengajian namun setiba di Bali, panitia penyelenggara kabur.
"Setelah itu saya antar ke hotel. Saya kasih mereka Rp 220 ribu untuk hotel," kata Hamid.
Hamid mengaku tak menaruh kecurigaan terhadap keduanya. Barulah saat menyaksikan televisi, dia mendapat kabar ada acara di Monas dan dia langsung menanyakan kepada Zaki melalui pesan singkat.
"Saya tanya, habib Bahar ada ikutan acara di Monas itu? Zaki jawab gini 'kita nggak sempat pulang ke Jakarta'," ucapnya.
Ia mempercayai begitu saja. Keesokan harinya, dia kembali menjemput Zaki dan Cahya di hotel untuk menuju ke masjid menunaikan ibadah salat Jumat. Setelah salat Jumat, Zaki dan Cahya dibawa untuk bertemu dengan rekan-rekan Hamid yang lain.
"Ke teman-teman saya dia mengaku sebagai habib Bahar," ujar Hamid.
Dia saat itu sempat menaruh curiga lagi. Sebab, meski wajah Cahya mirip, tubuhnya tak setinggi seperti yang dia lihat di media sosial.
"Ketika ditanyakan kenapa habib Bahar kok kecil, temannya ini bilang kalau habib Bahar suka berubah-ubah, kadang besar kadang kecil," ucap Hamid disambut tertawa para pengunjung sidang.
Hamid lagi-lagi mempercayai. Dalam kesempatan itu, Hamid pun berbicara dengan rekannya Muhammad Nurcholis terkait pengakuan Zaki dan Cahya yang kehilangan uang Rp 6 juta. Nurcholis, kata Hamid, lantas berinisiatif urunan dengan teman-temannya untuk memberikan uang kepada Cahya dan Zaki.
"Waktu itu urunan terkumpul Rp 4 juta buat beli tiket pesawat. Lalu setelah itu saya antar ke bandara," ujar Hamid.
Kecurigaan Hamid kepada Zaki dan Cahya pun terjawab. Saat itu, dia melihat di media sosial tengah ramai dibahas penangkapan orang-orang yang mengaku habib Bahar bin Smith.
"Di sosmed ada informasi habib Bahar palsu ditangkap. Saya lalu hubungi Nurcholis. Kita merasa tertipu," ucap Hamid.
Bahar bin Smith: Orang Mengaku Habib Harus Dipukul dan Dipenjara! (dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini