"Pernyataan Pak AMH (AM Hendropriyono) ini tidak perlu kita tafsiri sebagai ungkapan kebencian terhadap saudara sebangsa kita yang brasal dari keturunan Arab. Karena yang menjadi concern Pak AMH saya kira jelas bukan soal ras-nya tapi perilaku dan sikap politik yang keluar atau melenceng dari semangat meletakkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan politik kelompok, golongan atau sikap sektarianisme," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani kepada wartawan, Rabu (8/5/2019) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya kalau ada sikap tindak yang demi kepentingan politik sesaat terus mengancam persatuan dan kesatuan ini, atau bahkan mengancam keutuhan negara, ya mesti diingatkan," sebut Sekjen PPP itu.
Arsul pun menilai masyarakat sudah memahami apa maksud dan kepada siapa pernyataan Hendropriyono itu ditujukan. Untuk itu, Arsul meminta penyataan Hendropriyono itu tak perlu diributkan.
"Kita sesungguhnya sudah ada dalam penglihatan kita masing-masing. Jadi tanpa dijelaskan siapa orangnya sesungguhnya masyarakat luas sudah mafhum (paham). Dan karena masyarakat mafhum tentang siapa yang dituju, maka meski bisa ditafsir sebagai pernyataan kontroversial dan memojokkan ras tertentu, kami lihat pernyataan itu menjadi tidak terlalu diributkan," kata Arsul.
Sebelumnya diberitakan, Hendropriyono mengingatkan sejumlah WNI keturunan Arab agar tidak menjadi provokator. Hendropriyono tak mau seruan makar itu meluas.
"Saya peringatkan Rizieq, Yusuf Martak, dan orang-orang yang meneriakkan revolusi kan sudah banyak. Itu inkonstitusional, merusak disiplin dan tata tertib sosial, jangan seperti itu," kata Hendropriyono kepada wartawan, Selasa (7/5).
Hendropriyono memandang banyak warga keturunan Arab yang sangat dihormati di masyarakat. Karena itu, dia merasa perlu memperingatkan sebagian warga keturunan Arab untuk tidak memprovokasi revolusi sampai turun ke jalan.
"Kalau kenyataan di masyarakat kita itu sangat menghormati orang-orang Arab, mereka kan juga warga negara Indonesia. Kalau di kampung-kampung kita masih bisa lihat orang Arab datang ke kampung-kampung pada cium tangan. Berarti posisinya mereka kan berada pada tempat yang dimuliakan, mereka kemudian langsung atau tidak langsung terakui sebagai pemimpin informal, informal leader," kata Hendropriyono.
Tonton juga video Hendropriyono: Rizieq dan Keturunan Arab Jangan Jadi Provokator:
(ibh/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini