"Kalau kemarin yang berbeda pilihan, ada ejekan yang menyakiti hati, sehingga bermusuhan, maka bulan Ramadhan ini merupakan momentum yang sangat baik untuk saling bermaaf-maafan, berbagi kebaikan, untuk bersatu kembali. Warga kota Semarang, itu semua saudara, hidup di dunia nyata, bukan di dunia maya, sesudah Pemilu ya akan bertemu dan hidup berdampingan kembali" kata Hendi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/5/2019).
Hendi juga mengingatkan isu sweeping yang sering muncul di bulan Ramadhan. Menurut Hendi, sweeping merupakan permasalahan yang muncul karena kurangnya rasa tenggang rasa warga Kota Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sweeping, laporkan saja kepada Pemerintah Kota, kami yang akan sampaikan kepada Polrestabes, biarkan Polrestabes yang akan menegur secara persuasif, ini untuk menjaga situasi kota Semarang yang sudah kondusif. Perbedaan menjadi kekuatan kita, dengan menjunjung tinggi sikap saling menghormati," pungkasnya.
Selain persoalan sosial, di hadapan ASN, Hendi mengingatkan agar pelayanan masyarakat tetap prima.
"Bulan puasa bulan penuh berkah, bahkan tidur pun mendapat pahala. Namun tidak ada alasan bagi ASN khususnya di Pemerintah kota Semarang untuk tidak melayani masyarakat, pelayanan harus tetap dilakukan dengan ikhlas," tandas Hendi.
Hendi menegaskan hal tersebut bukan tanpa alasan. Wali kota yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan Kota Semarang memahami bahwa fisik seseorang yang berpuasa di bulan Ramadhan sedikit berbeda dibandingkan ketika tidak sedang berpuasa.
Namun demikian, pemerintah telah memberikan toleransi dengan menerapkan pengurangan jam kerja ASN, menyesuaikan penetapan Pemerintah Pusat melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 394 Tahun 2019 Tentang Penetapan Jam Kerja selama Bulan Ramadhan 1440 H.
Jam kerja ASN menjadi 32,5 jam per minggu, dengan ketentuan Hari Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00 - 15.15 WIB dan hari Jumat pukul 08.00 - 11.30 WIB.
"Jam kerja selama Bulan Ramadhan kita kurangi dari yang semula 8 jam pada bulan-bulan biasa menjadi 7 jam per hari. Masuk jam 8, pulang tetap jam 15.15. Meski jam kerjanya sudah berkurang tetapi pelayanan harus tetap berjalan. Layani masyarakat dengan baik, dengan ikhlas, Insyaallah menjadi ladang pahala bagi ASN" tegas Hendi.
Dalam tausiyah Tarling, Drs. KH. Fakhrurozi mengingatkan bahwa Ibadah Puasa Ramadhan bukan hanya membutuhkan fisik yang kuat tetapi Rohani dan niat yang kuat. Menurutnya, kekuatan fisik dan usia tidak menjamin iman seseorang.
"Ada anak SD yang puasanya kuat sampai magrib, dan sebaliknya ada anak kuliah atau bapak PNS yang kerjanya di ruang ber AC kadang tidak kuat puasanya. Itu karena fisiknya kuat tetapi rohaninya tidak kuat," jelas KH. Fakhrurozi.]
Tarling merupakan agenda rutin Pemerintah Kota Semarang selama Bulan Ramadhan, sebagai upaya mempererat tali silaturahmi antara jajaran Pemerintah Kota Semarang dengan Forkopimda dan juga masyarakat.
Tonton juga video Buka Puasa Bareng MPR-DPR, Jokowi Singgung Pemindahan Ibu Kota:
(mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini