Kritik Tim Pengkaji Ucapan Tokoh, Giliran Fahri Bicara Setan Gundul

Kritik Tim Pengkaji Ucapan Tokoh, Giliran Fahri Bicara Setan Gundul

Tsarina Maharani - detikNews
Senin, 06 Mei 2019 16:25 WIB
Foto: Fahri Hamzah. (Lamhot Aritonang/detikcom).
Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik rencana pemerintah membentuk Tim Hukum Nasional untuk mengkaji tokoh yang melanggar hukum pasca-pemilu. Ia berbicara soal adanya setan gundul yang membisiki aliran sesat pemerintah.

"Ini yang saya sebut sejak awal sebagai kegagalan memahami narasi demokrasi. Ada setan gundul yang membisiki aliran sesat totalitarianisme kepada pemerintah," kata Fahri kepada wartawan, Senin (6/5/2019).

Fahri pun kemudian mengusulkan dibentuknya Tim Rakyat. Apa fungsi Tim Rakyat?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti rakyat bikin Tim Rakyat untuk menilai ucapan pejabat pemerintah yang melanggar hukum dan merongrong negara dari dalam pemerintahan," ucap dia.


Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto mengatakan pemerintah akan membentuk Tim Hukum Nasional untuk mengkaji tokoh yang melanggar hukum pasca-pemilu. Menurutnya tim hukum itu akan mengkaji semua ucapan, pemikiran, dan tindakan tokoh yang melanggar hukum.

Wiranto mengatakan tim hukum nasional ini terdiri dari beberapa pakar. Saat ini, ia mengaku sudah memanggil dan melakukan komunikasi dengan tim tersebut.

"Hasil rapat salah satunya adalah kita membentuk tim hukum nasional yang akan mengkaji ucapan, tindakan, pemikiran dari tokoh-tokoh tertentu, siapapun dia, yang nyata-nyata melanggar dan melawan hukum," ujar Wiranto usai memimpin Rakortas tentang 'Permasalahan Hukum Pascapemilu' di Kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/5).


Soal istilah setan gundul dilontarkan oleh Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief yang menurutnya memberikan informasi sesat kepada Prabowo Subianto. Setan gundul itu menurut Andi muncul di tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo-Sandiaga Uno.

Andi mengatakan 'setan gundul' itu memberikan masukan kepada Prabowo yang menurut dia sesat. Demokrat pun disebutnya hanya ingin melanjutkan koalisi dengan partai-partai politik pengusung Prabowo-Sandi yakni Gerindra, PAN, PKS dan Berkarya serta rakyat, bukan 'setan gundul'. Jika si 'setan gundul' masih hadir, Andi mengancam Demokrat bakal memilih jalan sendiri.

"Dalam Koalisi Adil Makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata Andi Arief. Cuitan ini disampaikan Andi Arief kepada wartawan dalam bentuk tangkapan layar.


Upaya Rekonsiliasi Pasca-Pilpres, Perlukah? Simak Videonya:

[Gambas:Video 20detik]

(tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads