"Kasihan keluarga anggota KPPS bila kemudian ada pernyataan seperti itu. Itu pernyataan yang tidak berempati," kata Staf Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) ini kepada wartawan, Sabtu (4/5/2019).
Menurutnya, BPN telah berburuk sangka soal kematian para anggota KPPS, seolah-olah mereka meninggal dunia akibat kecurangan soal Pemilu 2019. Ngabalin menilai kecurigaan soal adanya misteri kecurangan disebabkan tiadanya rasa legowo terhadap Pemilu 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPU menyatakan, hingga Jumat (3/5) pukul 19.00 WIB tadi malam, jumlah anggota KPPS yang wafat sebanyak 424 orang. Jumlah anggota KPPS yang sakit sebanyak 3.668 orang. Total petugas yang sakit dan meninggal dunia sebanyak 4.092 orang. Ngabalin menilai tak perlu ada pernyataan sesat soal kematian mereka, seperti pernyataan usulan membongkar jenazah.
"Tidak boleh bangsa Indonesia diperbodoh dengan pernyataan-pernyataan menyesatkan," kata Ngabalin.
Sebelumnya, anggota BPN Mustofa Nahrawardaya mengemukakan penilaiannya soal meninggalnya ratusan anggota KPPS itu. Dia merasa ada yang janggal karena banyaknya jumlah petugas yang meninggal. Maka perlu adanya autopsi supaya kecurigaan sirna.
"Kami mengusulkan kemarin kalau dipandang perlu maka seluruh jenazah yang meninggal misterius karena kami tidak mendengar secara detail penyebabnya apa secara medis, maka jika perlu semua jenazah itu dibongkar untuk dilakukan autopsi. Supaya tidak ada kecurigaan di antara masyarakat," kata anggota BPN Mustofa Nahrawardaya di Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (3/5) kemarin.
Simak Juga 'Analisis KPU Soal Penyebab Anggota KPPS Bertumbangan':
(dnu/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini