Ruas jalan yang rencananya ditutup mulai pukul 10.00 WIB adalah Jalan Pemuda depan Balai Kota yang menjadi titik awal pemberangkatan. Kemudian Jalan Pemuda menuju Masjid Agung Kauman Semarang yang menjadi titik prosesi adat pertama.
"Di Balai Kota Prosesi upacara, nanti rombongan ke Masjid Kauman untuk Salat Asar dan pembacaan Qalaqah," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, kepada detikcom, Sabtu (3/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama penutupan di Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol akan diberlakukan dua arah. Kemudian penutupan situasional akan dilakukan di Jalan Gajahmada dan Jalan Piere Tendean jika diperlukan.
Prosesi Dugderan akan dimulai setelah Zuhur atau sekitar 12.15 WIB. Ada yang berbeda dari dugder kali ini, selain diikuti 2.500 peserta juga akan ada arak-arakan Warag setinggi 6 meter.
"Yang berbeda dari tahun sebelumnya, ada pemecahan rekor Warag setinggi 6 meter. Untuk prosesinya sama," pungkas pria yang akrab disapa Hendi itu.
Untuk diketahui, Dugderan adalah tradisi asli Kota Semarang sejak ratusan tahun lalu dengan maksud memberi tahu warga sudah akan memasuki bulan puasa. Dugderan berasal dari suara bedug dan petasan besar.
Sedangkan Warag Ngendog adalah hewan imajiner yang menyimbolkan kerukunan berbagai etnis di Kota Semarang yang hidup berdampingan sejak dulu kala. Hal itu disimbolkan drngan kepala naga (etnis Tionghoa), badan unta (etnis Arab) dan kaki kambing (etnis Jawa). (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini