Apalagi bagi santri, mereka harus menjadi pelopor keutuhan umat sebagai bagian dari pengamalan ajaran-ajaran yang mereka terima di pondok pesantren.
"Pilihan politik boleh berbeda. Tapi, kita tidak bisa membohongi dari mana kita berasal. Sesama santri, sesama kaum sarungan, tahu bahwa ada saatnya kompetisi itu harus diakhiri dan berpikir tentang kemaslahatan umat," kata Didin dari Baguss Bersatu dalam keterangannya, Jumat (3/5/2019).
Didin mengatakan, harus diakui pilpres kali ini adalah yang paling menegangkan. Bahkan berpotensi memecah sebuah bangsa jika tak segera diredam. Karena itu, caranya adalah tidak terus menerus meruncingkan perbedaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah bukan soal 01 atau 02. Ini soal 03, yakni persatuan Indonesia. Apa yang bisa mempertemukan kedua kubu? Ya, selawatan. Apalagi ini menjelang Ramadhan. Sekalian megengan, sekalian selawatan, sekalian merajut silaturahmi lagi pasca pilpres," katanya.
Didin mengatakan, acara selawatan dipilih karena memanjatkan doa kepada Rasulullah SAW adalah kewajiban bagi seorang muslim. Dan doa-doa yang dipanjatkan tersebut sejatinya adalah doa yang berisi cinta kasih dari umat kepada nabinya.
"Harapannya, pesan kasih yang selalu kita panjatkan untuk Nabi Muhammad selama beribu-ribu kali membuat kita bisa dengan mudah menebar rasa kasih kepada sesama," katanya.
Selain selawatan, acara juga diisi dengan hiburan musik-musik Islami. Juga pembagian doorprize bagi para peserta selawatan.
"Dengan selawatan, semoga bangsa ini menjadi adem dan tenang. Berkah selawatan kepada Baginda Nabi Muhammad," kata Didin. (ega/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini