PKS: Sampai Sekarang Kami Istikamah Bersama Koalisi Adil Makmur

PKS: Sampai Sekarang Kami Istikamah Bersama Koalisi Adil Makmur

Yulida Medistiara - detikNews
Jumat, 03 Mei 2019 19:27 WIB
Mardani Ali Sera (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - PKS memastikan akan tetap berada di dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur meski ada isu keretakan. PKS tetap yakin Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memenangi Pilpres 2019.

"PKS pasti yakin kok, insyaallah Prabowo-Sandi menang. Makanya kita masih bertahan," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Ia mencontohkan, pada 2004 koalisi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ada yang bergabung ke koalisi pendukung Jokowi-JK setelah kalah pada pilpres. Ia membebaskan tiap parpol bila ingin berubah pikiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai saat ini PKS punya sikap politik etika. Bisa dilihat dari 2004 dulu pendukung Pak Prabowo-Hatta banyak, bukan cuma Gerindra PKS. Ada teman-teman PPP, Golkar, PAN. Tapi habis itu, tiga-tiganya ke Pak Jokowi, ya nggak kenapa. Itu sih hak politik. Kaya Pak AHY ketemu, monggo. Semua kita ini ketika koalisi tidak bermakna koalisi itu membatasi tiap individu partai melakukan komunikasi, monggo," sambungnya.



Ia memastikan PKS tetap berada dalam koalisi untuk mendukung Prabowo-Sandi. Mardani mengaku ingin menciptakan koalisi yang tidak hanya untuk kepentingan kekuasaan, tetapi ingin mewujudkan keadilan.

"Kita koalisi yang dewasa kok, nggak koalisi yang suuzan. Apa pun monggo saja, dan kami yakin Koalisi Adil Makmur ini dibangun bukan untuk kepentingan kekuasaan, tapi semata-mata ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran, kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. PKS sampai sekarang istikamah bersama Koalisi Adil Makmur," sambungnya.

Meski nantinya Jokowi-Ma'ruf Amin yang menang, Mardani berpendapat PKS akan tetap berada di Koalisi Indonesia Adil Makmur. Sebab, ia merasa dukungan PKS paling banyak dari kalangan ulama yang berharap PKS tidak mendukung Jokowi.

"Ini pribadi ya, kalau bicara dengan Sohibul Iman, dengan semua, tentu yang menentukan nanti Majelis Syuro. Tapi, kalau melihat suara hati dan suara batin, PKS ini suaranya gede sekarang. Di antara yang besar itu karena dukungan ulama, umat. Tentu kader struktur mereka harapannya itu kita tidak bersama Pak Jokowi," ungkapnya.

Sebelumnya, TKN menuding Koalisi Indonesia Adil dan Makmur mengalami keretakan. Hal itu dilontarkan TKN setelah AHY menyebut ingin ambil bagian untuk mewujudkan Indonesia semakin lebih baik lagi setelah bertemu dengan calon presiden petahana Jokowi. TKN membaca isyarat yang disampaikan AHY itu.

TKN menganggap kedatangan AHY bertemu dengan Jokowi sebagai bentuk keretakan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ini menyusul unggulnya Jokowi-Ma'ruf Amin versi hitung cepat.

"Itu menunjukkan perahu koalisi 02 semakin besar keretakannya, sehingga para penumpangnya tidak dalam perahu koalisi atau kru utama koalisi itu sudah mulai beramai-ramai mengambil pelampung penyelamat, meninggalkan perahu retak dan bergabung ke kapal kokoh yang sedang berlayar," jelas Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Johnny G Plate, kepada wartawan, Kamis (2/5).


Tonton juga video BPN Laporkan 73.715 Dugaan Kecurangan IT Situng KPU ke Bawaslu:

[Gambas:Video 20detik]

(yld/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads