Ratusan remaja identik dengan pakain hitam-hitam saat ini sudah diamankan pihak kepolisian untuk dilakukan pendataan. Tembok SLB C-Plus, Jalan Singaperbangsa, Bandung menjadi korban aksi vandalisme kelompok remaja tersebut.
Emil sapaan Ridwan Kamil mengaku mempersilahkan warga menyampaikan pendapatnya asalkan dilakukan dengan tertib. Jangan sampai tindakan-tindakan yang dilakukan justru merugikan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyayangkan keterlibatan siswa SMP dan SMA dalam kelompok tersebut. Menurutnya para remaja tanggung itu hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui tujuan dari aksi vandalimse.
"Menurut pandangan saya mungkin hanya ikut-ikutan kan bgtu ya. Tapi mau ikut-ikutan atau tidak, setiap tindakan ada konsekeunsinya. Ini menjadi pelajaran agar kita di negara Indonesia ini kebebasan itu ada tata caranya," ungkap dia.
Menurutnya aksi yang melibatkan 600-an orang tersebut tak terlepas dari masifnya informasi di media sosial. Remaja tersebut tergerak untuk ikut dalam barisan aksi bertepatan dengan May Day.
"Saya kira di era digital seperti ini yang namanya informasi itu kan seliweran dengan susah untuk difilter ya, gerakan mereka ini kan sebenarnya meniru-meniru apa yang ada di internasional, yang relevansiya tidak ada," ujar Emil. (mud/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini