Para penyidik dalam kecelakaan Lion Air JT 610 yang jatuh pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines ET 302 yang jatuh pada Maret lalu, fokus pada sistem anti-stall bernama Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS) pada Boeing 737 MAX. Sistem MCAS dicurigai menjadi penyebab dua kecelakaan maut tersebut.
Seperti dilansir AFP, Senin (29/4/2019), seorang sumber yang memahami isu Boeing 737 MAX mengungkapkan bahwa FAA sempat mempertimbangkan untuk meng-grounded sejumlah Boeing 737 MAX sejak tahun lalu, setelah menemukan masalah pada sistem MCAS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber tersebut, para pemeriksa FAA pada tahun lalu mendapati Boeing menonaktifkan sebuah sinyal yang dirancang untuk memberitahu awak kokpit soal malfungsi sistem MCAS. Temuan itu didapat pemeriksa FAA yang ditugaskan mengawasi Southwest Airlines, pengguna Boeing 737 MAX terbesar -- dengan 34 pesawat.
Seorang juru bicara Southwest Airlines menuturkan bahwa sebelum kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018, sinyal malfungsi 'disebut dapat dioperasikan oleh Boeing pada seluruh pesawat (jenis Boeing 737) MAX'. Awak kokpit Southwest Airlines mengira sinyal malfungsi bisa dimatikan dan diaktifkan seperti model 737 sebelumnya.
Setelah kecelakaan terjadi, sebut juru bicara Southwest Airlines, pihak Boeing baru memberitahu soal sinyal malfungsi yang 'dimatikan kecuali diminta secara khusus untuk diaktifkan'. Informasi tersebut membuat pihak Southwest Airlines untuk memilih opsi tersebut untuk seluruh armada Boeing 737 MAX miliknya.
Pada tahap itulah, pemeriksa FAA menyadari Boeing memilih untuk menjadikan sinyal malfungsi sebagai opsi yang memerlukan biaya tambahan. FAA juga menyadari bahwa Boeing sengaja menonaktifkan sinyal malfungsi pada semua Boeing 737 MAX yang dikirimkan ke Southwest Airlines tanpa memberitahu pihak maskapai.
Menurut sumber yang dikutip AFP, pihak FAA saat itu mempertimbangkan untuk merekomendasikan grounded pesawat-pesawat Boeing 737 MAX yang tidak aktif sinyal malfungsinya. FAA juga menjajaki apakah para pilot yang menerbangkan Boeing 737 MAX membutuhkan pelatihan tambahan soal sinyal malfungsi tersebut.
Sumber ini menyebut, FAA akhirnya memutuskan tidak meng-grounded Boeing 737 MAX, namun hasil diskusi soal sinyal malfungsi ini tidak pernah diteruskan kepada pejabat dengan posisi lebih tinggi dalam struktur FAA. Laporan soal hal ini pertama kali disampaikan oleh media terkemuka The Wall Street Journal.
Pihak FAA enggan mengomentari soal laporan ini.
Sinyal Malfungsi Apa yang Dipersoalkan?
Laporan Bloomberg menyebut bahwa setiap Boeing 737 MAX memiliki sinyal malfungsi berupa lampu peringatan yang akan menunjukkan bacaan dari dua sensor angle-of-attack (AOA) pada display kokpit pesawat. Presiden serikat pilot Southwest Airlines, Jon Weaks, menyatakan pihak Boeing tidak menyebut sejak awal bahwa dibutuhkan dua indikator sensor AOA pada display utama kokpit untuk mengaktifkan sinyal malfungsi tersebut.
Dijelaskan AFP dalam laporannya bahwa sinyal malfungsi disebut sebagai 'disagree light' atau 'disagree alert' dalam bahasa Boeing. Lampu peringatan ini akan menyala ketika informasi keliru dikirimkan oleh sensor AOA kepada sistem MCAS.
Sensor AOA bertugas memantau apakah kedua sayap memiliki cukup daya angkat untuk menjaga pesawat tetap mengudara. Sedangkan sistem MCAS dirancang untuk secara otomatis menurunkan hidung pesawat, jika sistem mendeteksi adanya posisi stall atau berkurangnya kecepatan di udara.
Seorang sumber industri menuturkan kepada AFP pada Maret lalu bahwa dua pesawat Boeing 737 MAX yang digunakan Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 sama-sama tidak dilengkapi dengan perangkat sinyal malfungsi tersebut.
Diketahui bahwa dalam kasus Lion Air dan Ethiopian Airlines, sensor AOA diduga mengirimkan data keliru kepada sistem MCAS yang kemudian memaksa hidung pesawat turun ke bawah (nose down) secara otomatis saat pesawat baru saja lepas landas.
Pilot kedua pesawat dilaporkan sama-sama berjuang untuk menaikkan hidung pesawat secara manual, namun gagal. Sistem MCAS mengalahkan upaya pilot untuk mengendalikan pesawat secara manual. Dalam situasi ini, solusi yang bisa dilakukan adalah mematikan sistem MCAS. Namun hal ini tidak diketahui oleh para pilot.
Dalam pernyataan terbaru kepada AFP, pihak Boeing menyatakan bahwa sinyal malfungsi akan diaktifkan untuk seluruh pesawat Boeing 737 MAX begitu nantinya pesawat jenis ini diperbolehkan terbang kembali. Sejak terjadinya dua kecelakaan, Boeing 737 MAX di-grounded secara global sementara perbaikan dilakukan.
"Saat kami kembali beroperasi, seluruh pelanggan akan mendapatkan AOA disagree alert sebagai standar dan mendapat opsi untuk menyertakan indikator AOA tanpa biaya apapun. Perubahan ini akan dibuat pada seluruh pesawat MAX -- produksi dan retrofit," tegas Boeing dalam pernyataan pada Minggu (28/4) waktu setempat.
"Sebuah update software baru akan memisahkan kedua fitur tersebut, menjadikan AOA disagree alert sebagai fitur standar yang mandiri dan menjaga indikator AOA sebagai opsi tambahan yang dipilih pelanggan," imbuh Boeing.
Halaman 2 dari 2