Kepolisian Sri Lanka tidak merilis nama-nama pengebom bunuh diri itu. Meskipun otoritas Sri Lanka menyatakan telah mengidentifikasi delapan dari total sembilan pengebom yang salah satunya seorang wanita tersebut.
Namun laporan media-media lokal Sri Lanka seperti dilansir Reuters dan CNN, Kamis (25/4/2019), menyebut bahwa kakak-beradik pengebom itu bernama Inshaf (Imsath) Ahmed Ibrahim dan Ilham Ahmed Ibrahim. Keduanya merupakan putra seorang pengusaha muslim kaya raya di Colombo bernama Mohamed Ibrahim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga yang baik-baik, sangat kaya, terkoneksi dengan baik secara politik," sebut Pamuditha Anjana, salah satu tetangga keluarga Ibrahim.
Kepolisian setempat menyatakan ayah dari kakak-beradik pengebom itu, Ibrahim, ikut ditangkap saat polisi melakukan penyelidikan. Rekaman video yang beredar, seperti dilaporkan CNN, menunjukkan Ibrahim digiring polisi dari rumahnya. Otoritas setempat belum mengumumkan dakwaan untuknya.
"Dia (sang ayah) terkenal di kawasan tersebut karena sering membantu warga miskin dengan memberi makanan dan uang. Tidak terbayangkan bahwa anak-anaknya bisa melakukan hal itu. Karena apa yang mereka lakukan, seluruh muslim diperlakukan sebagai tersangka," ujar Fathima Fazla yang tinggal di seberang rumah keluarga Ibrahim.
Wakil Presiden Dewan Muslim Sri Lanka, Hilmy Ahamed, yang mengaku tahu soal keluarga Ibrahim menyebut sang ayah merupakan anggota terkemuka dari komunitas muslim setempat. Dia menyebut Ibrahim yang memiliki enam anak laki-laki dan tiga anak perempuan ini sebagai pengusaha yang 'sangat kaya' dan anak-anaknya 'mendapat pendidikan yang baik di luar negeri'.
![]() |
Lebih lanjut, Ahamed meragukan bahwa Ibrahim yang seorang pengusaha ekspor rempah yang sukses ini mengetahui apa yang direncanakan kedua anaknya. "Dia seorang pengusaha yang sibuk. Mungkin dia tak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Saya ragu dia mengetahui hal itu," sebutnya.
Reyyaz Salley yang merupakan Imam Masjid Dewatagaha di Colombo -- salah satu masjid terbesar dan tertua -- menyebut sang ayah sebagai 'orang yang sangat baik, sosok yang berorientasi bisnis yang melakukan ekspor remah-rempah'. "Kami mengenalnya sebagai sosok yang normal dan sebagai pengusaha," ucapnya.
Dituturkan seorang sumber yang dekat dengan keluarga Ibrahim, seperti dikutip Reuters, bahwa Inshaf (33) yang merupakan pemilik pabrik tembaga, meledakkan diri di area sarapan buffet di dalam hotel mewah Shangri-La pada Minggu (21/4) lalu. Saat polisi menggerebek rumah keluarga Ibrahim pada Minggu (21/4) siang, sang adik, Ilham (31), meledakkan bom yang menewaskan dirinya, sang istri juga tiga anak mereka.
Menurut sumber tersebut, Ilham diketahui secara terbuka mengekspresikan paham-paham ekstremis yang dipegangnya dan pernah ikut pertemuan Jamaah Tauhid Nasional (NTJ), militan lokal yang dicurigai ada di balik rentetan bom Paskah itu.
Sang kakak, Ishaf, yang seorang wiraswasta diketahui memiliki pandangan yang lebih moderat dan dikenal dermawan dalam memberikan sumbangan untuk staf juga warga sekitarnya. Inshaf diketahui telah menikah dengan seorang putri pengusaha perhiasan kaya raya dan sama sekali tidak ada masalah keuangan.
"Saya terkejut. Kami tidak pernah mengira mereka ternyata orang seperti ini," ucap Sanjeewa Jayasinghe (38) yang bekerja sebagai teknisi jaringan kabel di dekat rumah keluarga Ibrahim.
Otoritas Sri Lanka menduga militan lokal NTJ, yang dibantu jaringan internasional, ada di balik rentetan ledakan bom yang mengguncang tiga gereja, empat hotel mewah dan sebuah rumah di Sri Lanka pada Minggu (21/4) lalu. Pada Selasa (23/4) ini, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Video yang dirilis ISIS mengungkapkan sosok pemimpin NTJ, Zahran, yang diyakini sebagai dalang utama rentetan bom mematikan itu.
(nvc/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini