Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (KKP) Jabar Koesmayadi memprediksi selama bulan puasa hingga Lebaran akan mengalami kekurangan telur mencapai 33.526 ton.
"Ketersediaan telur kita saat ini 20.100 ton. Sedangkan kebutuhan 53.626 ton selama bulan puasa hingga lebaran. Kita defisit (kekurangan) 33.526 ton," kata Koesmayadi di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (25/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebabnya cookies menjamur, industri biskuit juga. Sekarang lagi memacu produksi. Biasanya harga menjelang lebaran turun lagi karena hanya konsumen rumahan," tutur Koesmayadi.
Selain telur, Jabar juga mengalami defisit cabai rawit. Hal ini dipicu tingginya kebutuhan kuliner seperti ayam geprek dan seblak yang digandrungi masyarakat khususnya di Jabar.
Dia menjelaskan kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap cabai rawit juga diprediksi meningkat di bulan puasa. Hal ini sudah diprediksi pihaknya.
"Cabai rawit (cengek) kita juga defisit. Karena banyak olahan pangan seperti ayam geprek, seblak yang banyak pakai cabai rawit," kata Koesmayadi.
"Jabar memang selalu defisit di hari biasa juga khususnya telur. Kita memang pasok dari Jatim dan Jateng selama ini," tutur dia.
Sementara ketersediaan komoditas lainnya seperti daging ayam, sapi dan beras cukup bahkan cenderung lebih. Sehingga secara keseluruhan kebutuhan pangan di Jabar tergolong aman.
Koesmayadi mengatakan untuk beras tengah memasuki panen raya. Sehingga ketersediaan beras mengalami kelebihan.
Termasuk juga ketersediaan daging sapi. Sejauh ini terpantau ada sekitar 80.500 ekor sapi yang dimiliki 15 feedloter untuk memenuhi kebutuhan selama bulan puasa.
"Termasuk telur. Kita kan sentra ayam, jadi surplus juga," ujar Koesmayadi. (mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini