Dilansir dari AFP, Rabu (24/4/2019), Kepala Polisi Sri Lanka pada 11 April 2019 lalu diketahui telah mengeluarkan peringatan, soal kemungkinan terjadinya serangan bom bunuh diri terhadap gereja-gereja terkemuka di Sri Lanka oleh kelompok Islam lokal National Thowheeth Jama'ath (NTJ). Informasi ini mengutip informasi dari badan intelijen asing.
Sementara itu, CNN melaporkan bahwa dinas intelijen India telah menyampaikan informasi "luar biasa spesifik" pada beberapa pekan sebelum serangan bom terjadi. Beberapa di antaranya dari tersangka IS yang dalam tahanan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu adalah kesalahan besar dalam berbagi informasi," ungkap wakil Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene pada konferensi pers pada hari Rabu (24/4/2019).
"Pemerintah harus bertanggung jawab."
Pasca serangan bom tersebut benar terjadi, Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, yang juga Menteri Pertahanan Hukum dan Ketertiban, pada Selasa (23/4) lalu berjanji bahwa dirinya akan membuat perubahan besar dalam kepemimpinan pasukan keamanan.
"Restrukturisasi pasukan keamanan dan polisi akan selesai dalam waktu seminggu," katanya.
Dia juga mengagendakan pertemuan dengan semua partai-partai politik di Sri Lanka pada Kamis, dan akan bertemu dengan para pemimpin agama juga.
Tonton juga video Pascateror Bom, Presiden Sri Lanka Rombak Pasukan Keamanan:
(nvl/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini