Pangandaran - Pesisir Pangandaran, Jawa Barat, dilanda gelombang tinggi dalam tiga pekan terakhir. Kondisi ini menyebabkan banyak nelayan berhenti melaut.
Kusmawan (52), nelayan Pantai Batukaras, mengaku sudah absen melaut sejak tiga pekan lalu. Di Batukaras, menurut Kusmawan, ada sekitar 400 nelayan dan nyaris semua tidak pergi melaut.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, menurut Kusmawan, para nelayan bekerja serabutan, mulai dari kuli bangunan, bertani, hingga berternak. Namun, menurut dia, sebagian nelayan yang tidak punya keahlian dan kerja sampingan, terpaksa menganggur.
"Saya sendiri untungnya istri jaga warung," ujar Kusmawan kepada
detikcom, Rabu (24/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kant Dicky mengungkapkan hampir semua nelayan di wilayah Pantai Pangandaran tidak melaut akibat gelombang dan angin kencang.
"Berdasarkan data BMKG, gelombang di kisaran 2,5-4 meter. Kecepatan angin 3-25 knot," kata Dicky.
Cuaca yang cenderung ekstrem, Dicky menjelaskan, disebabkan oleh perubahan siklus angin, dari Angin Barat ke Angin Timur. Ia mengimbau, nelayan tidak melaut selama periode cuaca ekstrem.
Karena nelayan tidak melaut, kata Dicky, saat ini lebih-kurang 600 perahu nelayan ditambat di sejumlah titik pendaratan. Seperti Pesisir Majingklak, Pantai Pangandaran, Pantai Bojongsalawe dan Pantai Batukaras.
(bbn/bbn)